Minggu, 24 Januari 2021

Meneladani Peran Tokoh

 

MENELADANI TOKOH DAERAH DAN NASIONAL DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Ada beberapa hal yang patut kita contoh dan teladani. Sebagai Generasi Penerus Bangsa agar dapat melanjutkan nilai cita-cita perjuangan para pahlawan Akan tetapi sebagai generasi penerus bangsa tentunya kita harus dapat melaksanakan harapan para pahlawan kita dengan mengisi kemerdekaan yang sudah mereka rebut dengan susah payah dengan mengorbankan harta, benda, bahkan jiwa raganya.

Peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI dan peringatan hari pahlawan merupakan momentum yang baik untuk meneladani pahlawan kita dan mengaplikasikannya kedalam sikap dan perilaku kita di dalam mengisi kemerdekaan ini, antara lain :

 

1.         Semangat Nasionalisme dan Patriotisme yang tinggi.

Dewasa ini sangat sedikit dari putra putri komponen anak bangsa yang memiliki semangat nasionalisme, bahkan rasa bangga menjadi bangsa Indonesia sudah tidak ada lagi karena sedikitnya prestasi bangsa ini dimata dunia internasional. Di tingkat pemerintahanpun rasa nasionalismenya juga menurun terbukti dengan alasan ekonomi global dan untuk go publik menjadikan perusahaan milik pemerintah yang notabene untuk mensejahterakan rakyatnya dijual ke investor asing.

2.         Persatuan dan Kesatuan.

Kalau dilihat sekarang rasa persatuan dan kesatuan sudah dibilang tidak ada lagi. Dari segi pemerintahan banyak kebijakan yang lebih mengutamakan golongannya saja dan tidak memperhatikan apakah kebijakan tersebut akan merugikan pihak lain. Begitu juga adanya gesekan di masyarakat seperti perkelahian pelajar maupun tawuran antar kampung sering sekali terjadi.

3.         Kebersamaan dan Tanggung jawab.

Sekarang ini rasa kebersamaan juga apalagi tanggung jawab bisa dikatakan nyaris tidak ada. Sebagai contoh lihat saja suatu pemerintahan daerah banyak diantara mereka antara gubernur, bupati, maupun walikota dengan wakilnya tidak sejalan. Di samping itu juga diantara mereka kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.

4.         Cinta Tanah Air.

Kepedulian terhadap bumi pertiwi kita Indonesia Juga luntur, sebagai contoh orang yang mempunyai potensi demi kemajuan bangsa ini lebih memilih berkarir di luar negeri dengan alasan kurangnya perhatian pemerintah dan kecilnya gaji yang diperoleh.

5.         Rela berkorban tanpa pamrih.

Terlebih lagi semangat rela berkorban yang dicontohkan para pahlawan yang rela berkorban apa saja bahkan nyawanya, sekarang boro-boro berkorban tapi justru yang dipikirkan bagaimana bisa dapat untung. Contohnya sangat banyak…..

 

Oleh karena itu mari kita sama-sama merenung dan bertindak sesuai dengan kapasitas kita masing-masing dalam mengisi kemerdekaan ini dengan meneladani para pahlawan kita. Bravo Indonesia…Bahagia Rakyat Ku, Jayalah Negeriku Indonesia.

 

Berikut beberapa contoh sikap kepahlawanan yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya:

1.         Membantu korban bencana alam Dengan membantu korban bencana alam, kamu menunjukkan rasa empati dan simpati kepada sesama.

2.         Membantu tidak harus terjun ke lapangan, bisa dengan menggalang dana kemudian diberikan kepada korban bencana alam melalui badan penyalur bantuan yang terpercaya. Ikut membersihkan lingkungan sekitar Kebersihan lingkungan menjadi tanggung jawab setiap warga yang berada di sekitarnya. Dengan turut bekerja sama membersihkan lingkungan dengan ikhlas, menunjukkan bahwa kamu berperan

dalam usaha melindungi lingkungan dan warga lain dari bencana yang bisa saja terjadi.

3.         Orang tua bekerja mencari nafkah Orang tua yang mecari nafkah demi keluarganya merupakan tindakan perjuangan dan pengorbanan dirinya untuk kelanjutan hidup keluarganya. Hal ini sangat mulia dan memang sudah menjadi kewajiban bagi semua orang tua. Membantu orang yang membutuhkan Dalam membantu orang lain yang membutuhkan harus dilakukan secara ikhlas. Dengan begitu kamu sudah melakukan rasa rela berkorba dan ikhlas. Membantu dengan ikhlas dan rela berkorban menjadi salah satu sikap yang dimiliki para pahlawan.

Aktif dalam organisasi berarti kamu bisa ikut serta dalam memperjuangakan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat. Hal ini karena organisasi masyarakat biasanya memperjuangkan hal-hal untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama. Di dalam organisasi tersebut, kamu bisa mengembangkan sikap tanggung jawab, rela berkorban, dan gotong royong seperti sikap yang dimiliki pahlawan

 

 

Selasa, 19 Januari 2021

Indonesia Zaman Hindu dan Buddha: Silang Budaya Lokal dan Global Tahap Awal

 

Indonesia Zaman Hindu dan Buddha: Silang Budaya Lokal dan Global Tahap Awal

Memasuki awal abad pertama Masehi, jalur pelayaran dan perdagangan antara Asia-Eropa tidak lagi melewati jalur darat (jalu sutra), tetapi melalui jalur laut (jalan rempah-rempah). Hubungan pelayaran dan perdagangan tersebut menyebah. kan terjadinya kontak agama dan kebudayaan antara Indonesia dan India serta Tiongkok. Hal tersebut menjadi salah satu faktor penyebab masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha di Kepulauan Indonesia. Menurut para ahli sejarah, agama dan kebudayaan Hindu-Buddha telah masuk dan berkembang di Kepulauan Indonesia pada awal abad pertama masehi.

A.      Teori Masuk dan berkembangnya Hindu Budha

Mengenai masuk dan berkembangnya agama da kebudayaan Hindu – Budha Ke Indonesia terdapat beberapa Hipotesis Berikut.

1.      Teori Ksatria ( Prof. Dr. J.L. Moens )

Bahwa yang membawa dan menyebarkan agama Hindu ke Kepulauan Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit. Terjadinya peperangan di India sekitar abad 4-5 M menyebabkan para prajurit yang kalah perang menyingkir ke Kepulauan Indonesia yang kemudian mendirikan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha.

2.      Teori Waisya dikemukakan ( Dr. N. J. Krom )

bahwa agama Hindu dan Buddha masuk dan berkembang di Kepulauan Indonesia dibawa dan disebarkan oleh para pedagang yang sengaja datang untuk berdagang di Indonesia. Para pedagang itu ada yang menetap dan menikah dengan pendudukpribumisehinggaagamadan kebudayaan Hindu-Buddha menyebar luas di Kepulauan Indonesia.

3.      Teori Brahmana ( J. C. Van Leur )

Bahwa agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha masuk dan berkembang di Kepulauan Indonesia dibawa dan disebarkan oleh kaum Brahmana (para pendeta). Alasannya hanya para Brahmana saja yang berhak mempelajari dan mengerti isi kita bsuci Weda. Kedatangan Brahmana ini karena diundang oleh para penguasa atau kepala suku atau sengaja datang untuk menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha di Kepulauan Indonesia. Sebenarnya ketiga hipotesis | tersebut masing-masing memiliki kelemahan karena golongan Ksatria dan Waisya tidak menguasai bahasa Sanskerta. Padahal, bahasa Sanskerta ini merupakan bahasa sastra yang digunakan dalam kitab suci Weda. Walaupun golongan Brahmana menguasai bahasa Sanskerta, tetapi menurut tradisi dan kepercayaan Hindu kolot mereka tidak boleh menyeberangi lautan.

Teori Sudra ( van Faber )

.\Menurut teori ini, di India banyak terjadi perang. Dengan demikian, banyak pula tawanan perang. Indonesia dijadikan sebagai tempat pembuangan bagi tawanan-tawanan perang. Para tawanan perang itulah yang menyebarkan kebudayaan Hindu di Indonesia.

4.      Teori arus balik ( F.D.K. Bosch )

Menurut teori Arus Balik peran bangsa Indonesia dalam proses penyebaran agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha cukup dominan. Menurut Bosch penyebaran agama dan kebudayaan India di Kepulauan Indonesia dilakukan oleh para cendekiawan atau golongan orang-orang terdidik melalui dua tahapan berikut.

a.       Tahapan pertama, dilakukan para biksu (pendeta agama Buddha) yang menyebarkan agama Buddha ke Asia Tenggara melalui jalur perdagangan sehingga di Kepulauan Indonesia terbentuk masyarakat Sangha. Selanjutnya, orang-orang Indonesia yang sudah menjadi biksu berusaha mempelajari agama Buddha langsung dari India. Pulang dari sana para biksu itu membawa kitab suci, kemampuan membaca dan menulis serta kesan-kesan mengenai agama dan kebudayaan India. Dengan demikian, peran aktif penyebaran agama dan kebudayaan India tidak hanya oleh orang-orang India saja, tetapi juga orang-orang Indonesia (para biksu Indonesia).

b.      Tahapan kedua, dilakukan oleh golongan Brahmana terutama aliran Saiva-Siddharta. Menurut aliran ini seseorang yang dicalonkan untuk menduduki Brahmana terlebih dahulu harus mempelajari kitab suci agama Hindu bertahuntahun lamanya sampai ia dapat ditasbihkan menjadi seorang Brahmana. Setelah ditasbihkan, ia dianggap telah disucikan oleh Siva dan dapat melakukan upacara vratyastome atau penyucian diri untuk meng-Hindu-kan seseorang.

Hipotesis Arus Balik ini menunjukkan bahwa masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Kepulauan lonesia merupakan suatu proses tersendiri, tetapi tetap didukung hubungan perdagangan dan pelayaran antarpulau.

Jumat, 08 Januari 2021

Tugas Remidial

 

Tugas Remidial Dan Pengayaan 

Sejarah Indonesia Wajib dan Peminatan

kelas dan peserta didik yang akan mengikuti remidal silahkan klik lik di bawah :

1. Tugas Remidal Sejarah Indonesia Wajib Kelas X 

2. Tugas Remidal Sejarah Indonesia Wajib Kelas XI

3. Tugas Remidial Sejarah Peminatan Kelas X

4. Tugas Remidial Sejarah Peminatan Kelas XI

5. Tugas Remidial Geografi Kelas XII


KLIK LINK dI BAWAH INI UNTUK MENGUMPULKAN TUGAS

 "KUMPULKAN"

#Selesaikan Tugas dengan penuh tanggung jawab sebagai bentuk implementasi pendalaman diri menjadi pribadi JUJUR dan BERINTEGRITAS


HUBUNGAN PERKEMBANGAN PAHAM-PAHAM BESAR; DEMOKRASI, LIBERALISME, SOSIALISME, NASIONALISME, PAN-ISLAMISME DENGAN GERAKAN NASIONALISME DI ASIA-AFRIKA

  PERKEMBANGAN PAHAM DEMOKRASI, LIBERALISME, SOSIALISME, NASIONALISME, DAN PAN ISLAMISME ·          Demokrasi Istilah “ demokrasi” beras...