Senin, 19 April 2021

Peran Soekarno dan M Hatta Di Sekitar Proklamasi

 

Soekarno

Soekarno lahir dengan nama Kusno yang diberikan oleh orangtuanya.  Akan        tetapi, karena ia sering sakit maka ketika berumur sebelas tahun namanya diubah       menjadi Soekarno oleh ayahnya. Nama tersebut diambil dari seorang panglima       perang dalam kisah Bharata Yudha yaitu Karna. Nama "Karna" menjadi "Karno"       karena dalam bahasa Jawa huruf "a" berubah menjadi "o" sedangkan awalan "su"       memiliki arti "baik".              Di kemudian hari ketika menjadi presiden, ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah (Belkalian). Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam Teks  Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah, Sebutan akrab untuk Soekarno adalah Bung Karno. 



Soekarno dilahirkan dengan seorang ayah yang bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya yaitu Ida Ayu Nyoman Rai. Nyoman Rai merupakan keturunan  bangsawan dari Bali dan beragama Hindu, sedangkan Raden Soekemi sendiri beragama Islam. Mereka telah memiliki seorang putri yang bernama Sukarmini sebelum Soekarno lahir. Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur. Ia bersekolah pertama kali di Tulung Agung hingga akhirnya ia pindah ke  Mojokerto, mengikuti orangtuanya yang ditugaskan di kota tersebut. Di Mojokerto,  ayahnya memasukan Soekarno ke Eerste Inlandse School, sekolah tempat ia bekerja.  Kemudian pada Juni 1911 Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS)  untuk memudahkannya diterima di Hogere Burger School (HBS).

Pada tahun 1915,  Soekarno telah menyelesaikan pendidikannya di ELS dan berhasil melanjutkan ke                 HBS di Surabaya, Jawa Timur. Ia dapat diterima di HBS atas bantuan seorang kawan bapaknya yang bernama H.O.S. Tjokroaminoto. Tjokroaminoto bahkan memberi tempat tinggal bagi Soekarno di pondokan kediamannya. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu, seperti Alimin, Musso, Darsono, Haji Agus Salim, dan Abdul Muis. Soekarno kemudian aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Dharmo yang dibentuk sebagai organisasi dari Budi Utomo. Nama organisasi tersebut kemudian ia ganti menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918. Selain itu, Soekarno juga aktif menulis di harian "Oetoesan Hindia" yang dipimpin oleh Tjokroaminoto. 

Jasa Ir. Soekarno  dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tidak perlu iragukan lagi. Bung Karno, begitu ia disapa, merupakan tokoh intelektual karismatik yang terlibat dalam peristiwa-peristiwa penting pergerakan nasional. Lewat orasi-orasinya, Soekarno berhasil membangkitkan semangat juang rakyat Indonesia untuk terbebas dari enjajahan. Karena itulah Bung Karno mendapat julukan 'Singa Podium'.Tak heran, sehari setelah memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada dunia, tepatnya 18 Agustus 1945, Bung Karno diangkat menjadi menjadi presiden pertama bangsa ini. Bung Karno merupakan sosok yang vokal menentang kesewenang-wenangan penjajah. Setelah ditahan karena dituduh hendak menggulingkan kekuasaan Hindia Belanda, Soekarno dengan lantang membacakan pidato pembelaan yang ia beri judul “Indonesia Menggugat” pada 1930. 

Hal yang perlu digarisbawahi dalam pidato ini adalah, pidato tersebut bukanlah pembelaan Bung Karno terhadap dirinya sendiri, melainkan pembelaan terhadap pergerakan nasional Indonesia. Soekarno menyampaikan kritiknya terhadap imperialisme dan menyebut Belanda menerapkan politik drainase yang menghisap dan mengalirkan kekayaan Indonesia ke negeri-negeri imperialis yang menyebabkan kemelaratan rakyat Indonesia. 

Berikut peran kunci di sekitar proklamasi:

·         Anggota BPUPK

·         Pidato 1 Juni 1945mengenai usulan DasarNegara (Pancasila)

·         Ketua Panitia 9 yang merumuskan Piagam Jakarta 22 Juni 1945

·         Ketua PPKI yang mempersiapkan kemerdekaan sesuai janji Jepang

·         Penyusun teks proklamasi

·         Penulis teks proklamasi dengan tulisan tangan

·         Menandatangani teks proklamasi Bersama Mohammad Hatta atasnama bangsa Indonesia

·         Pembaca teks proklamasi

·         Presiden pertama Republik Indonesia

 

Mohammad Hatta

Mohammad Hatta lahir dari pasangan Muhammad Djamil dan Siti Saleyang berasal dari Minangkabau. Ayahnya merupakan seorang keturunan ulama tarekat di Batuhampar, dekat Payakumbuh, Sumatra Barat dan ibunya berasal dari keluarga pedagang di Bukittinggi. Ia lahir dengan nama Muhammad Athar pada tanggal 12 Agustus 1902. Namanya, Athar berasal dari bahasa Arab, yang berarti "harum".Athar lahir sebagai anak kedua, setelah Rafiah yang lahir pada tahun 1900. Sejak kecil, ia telah dididik dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang taat melaksanakan ajaran agama Islam. Kakeknya dari pihak ayah, Abdurrahman Batuhampar dikenal sebagai ulama pendiri Surau Batuhampar, sedikit dari surau yang bertahan pasca-Perang Padri. Sementara itu, ibunya berasal dari keturunan pedagang.

Beberapa orang mamaknya adalah pengusaha besar di Jakarta. Ayahnya meninggal pada saat ia masih berumur tujuh bulan. Setelah kematian ayahnya, ibunya menikah dengan Agus Haji Ning, seorang pedagang dari Palembang.Haji Ning sering berhubungan dagang dengan Ilyas Bagindo Marah, kakeknya dari pihak ibu. Perkawinan Siti Saleha dengan Haji Ning melahirkan empat orang anak, yang semuanya adalah perempuan. Hatta dikenal akan komitmennya pada demokrasi. Ia mengeluarkan Maklumat X yang menjadi tonggak awal demokrasi Indonesia. Di bidang ekonomi, pemikiran dan sumbangsihnya terhadap perkembangan koperasi membuat ia dijuluki sebagai Bapak Koperasi.              



Mohammad Hatta pertama kali mengenyam pendidikan formal di sekolah swasta.Setelah enam bulan, ia pindah ke sekolah rakyat dan sekelas dengan Rafiah, kakaknya. Namun, pelajarannya berhenti pada pertengahan semester kelas tiga. Ia lalu pindah ke ELS di Padang (kini SMA Negeri 1 Padang) sampai tahun 1913,dan melanjutkan ke MULO sampai tahun 1917. Di luar pendidikan formal, ia pernah belajar agama kepada Muhammad Jamil Jambek, Abdullah Ahmad, dan beberapa ulama lainnya. Selain keluarga, perdagangan memengaruhi perhatian Hatta terhadap perekonomian. Di Padang, ia mengenal pedagang-pedagang yang masuk anggota Serikat Oesaha dan aktif dalam Jong Sumatranen Bond sebagai bendahara.Kegiatannya ini tetap dilanjutkannya ketika ia bersekolah di Prins Hendrik School. Mohammad Hatta tetap menjadi bendahara di Jakarta.                

Hatta meninggal pada 1980 dan jenazahnya dimakamkan di Tanah Kusir, Jakarta. Pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 23 Oktober 1986 melalui Keppres nomor 081/TK/1986. Namanya bersanding dengan Soekarno sebagai Dwi-Tunggal dan disematkan pada pangkalan Udara Soekarno-Hatta.

Berikut peran kunci di sekitar proklamasi:

·         Anggota BPUPKI

·         Anggota Panitia 9

·         Wakil Ketua PPKI

·         Penyusun teks proklamasi

·         Pemberi ide kalimat pada teks proklamasi, “hal-hal tentang pemindahan kekuasaan dan lain-lain dilaksanakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya

·         Menandatangani teks proklamasi Bersama Sukarno atas nama bangsa Indonesia

·         Wakil Presiden Republik Indonesia Pertama

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUBUNGAN PERKEMBANGAN PAHAM-PAHAM BESAR; DEMOKRASI, LIBERALISME, SOSIALISME, NASIONALISME, PAN-ISLAMISME DENGAN GERAKAN NASIONALISME DI ASIA-AFRIKA

  PERKEMBANGAN PAHAM DEMOKRASI, LIBERALISME, SOSIALISME, NASIONALISME, DAN PAN ISLAMISME ·          Demokrasi Istilah “ demokrasi” beras...