Revolusi
Rusia
A. Pemikiran-Pemikiran
yang Melandasi Revolusi Rusia
1. Liberalisme
Pada
permulaan abad XIX (masa sesudah Kongres Wina) keadaan Rusia masih sangat
terbelakang jika dibandingkan dengan keadaan Eropa Barat. Masyarakat Rusia
terbagi atas dua golongan saja, ialah : tuan tanah (bangsawan) dan petani (rakyat
jelata). Industry belum ada dan karena itu belum ada kaum pertengahan (atau
kaum borjuis). Rusia masih merupakan negara agraris yang kolot. Tidak adanya
kaum pertengahan ini mempersukar masuknya liberialisme ke Rusia, karena
lazimnya kaum pertengahanlah yang meruakan pendukung liberialisme.
Keadaan
masyarakat Rusia masih kolot. Dipandangan mata rakyat yang kolot itu Tsar Rusia
lebih merupakan seorang dewa yang keramat. Bangsawan yang berdekatan denga
raja, mempunyai kedudukan yang istimewa di atas rakyat. Mereka merupakan tuan
tanah besar yang mengekang hidup rakyat jelaata sebagai petani.
Rakyat
jelata sebagaian besar merupakan petani miskin yang tidak memiliki tanah sendiri,
tetapi hanya mengerjakan tanah dari tuan tanah. Mereka diharuskan tunduk kepada
segala kehendak tuan tanahnya dan tidak boleh pindah ke lain tempat (ke lain
daerah). Terikat kepada tempat tinggalnya dan terpaksa tunduk kepada tuan
tanahnya, petani merupakan budak belaka dari tuan tanahnya. Status petani
sebagai budak dari tuan tanah ini memang status yang disyahkan oleh pemerintah
Rusia sejak Undang-Undang Perbudakan tahun 1646 dari Tsar Alexis I.
Walaupun
pada tahun 1861 Tsar Alexander II menghapuskan perbudakan, hidup petani belum
mengalami kemajuan yang nyata. Di dalam kebijakan penghapusan perbudakan ini
(Undang-Undang Emansipasi), Tsar II menyatakan bahwa bekas budak mendapat tanah
sebagai miliknya, tetapi sebagai milik bersama (kolektif) dari suatu desa
(mir). Satu tanah desa dikepalai satu orang kepala mir (lurah desa). Lama
kelamaan Mir ini bertindak sebagai tuan tanah saja terhadap petani[1]petani
anggaota mir. Kepala mir akhirnya menjadi petani besar dan kaya yang disebut
kulak. Hidup petani biasa tetap sengsara.
Pada
tahun 1906 dibawah pemerintahan Tsar Nicolas II oleh menteri Stolypin sistim
mir dihapuskan. Tanah tidak lagi merupakan milik kolektif dari mir, tetapi diberikan
kepada petani sebagai milik perseorangan. Tetapi perubahan agrarian dari
menteri Stolypin agak terlambat diadakannya, karena ketika itu revolusi Rusia
sudah mulai mendidih dan tindakan Stolypin itu oleh kaum revolusioner dianggap
sebagai tanda kelemahan pemerintahan tsar (baru kalah dalam perang Rusia-Jepang
1905) dan tidak sebagai perbaikan nasib petani.
Menyikapi
kondisi Rusia yang semakin terpuruk, berkembang pemikiran liberal dikalangan
pelajar Rusia, mereka Ingin membangun Rusia atas dasar konsepsi Barat. Menurut
pendapatnya, Negara itu adalah badan politik belaka untuk mencapai kesejahteraan
rakyat, dan karena politik itu adalah soal ratio, maka Negara harus disusun
atas dasar ratio pula. Menurut pendapat mereka, Rusia merupakan sebagian dari
dunia lainnya dan tidak sebagai Negara yang berdiri tersendiri lepas dari dunia
lainnya, dan karena itu harus mengikuti jejak dunia lainnnya. Mereka berfaham
internasional dan liberal.
2. Pan-Slavisme
Rakyat
Rusia Ingin membangun Rusia atas dasar kulutur Slavia. Menurut pendapatnya,
Negara itu adalah badan moral. Dan karena moral bangsa Slavia terletak dalam
agama Katholik –Yunani, maka Negara harus disusun menurut konsepsi agama
Katholik-Yunani. Menurut pendapat mereka, pemerintahan Rusia yang terbaik
adalah pemerintahan otokrasi, karena bentuk pemeritnahan inilah yang sejak dulu
selalu dipakai oelh bangsa Slavia. Aliran Slavia atau Slavophil ini pada tahun
1861 Tsar Alexander II menghapuskan perbudakan di Rusia. Slavophil inilah yang
nanti menimbulkan gerakan Pan-Zlavisme.
Pan-Slavisme
ialah gerakan utnuk mempersatukan bangsa-bangsa Slavisme dan menjunjung tinggi
kebudayaan Slavisme. Bangsa Slavia adalah bangsa Indo-Jerman. Pusat kedudukan
mereka yang Pertama dikenal dalam sejarah ialah Ukraina dan sekitarnya. Mereka
kemudian bergerak keutara sampai laut Timur (Laut Baltik), ke timur sampai
Siberia, ke Selatan sampai Balkan, Laut Hitam, Laut Kaspia, dan ke Barat samapi
di perbatasan Jerman.
Termasuk
bangsa Slavia ialah: bangsa Polandia, Tsjeeh, Slovak, Bohemia, Moravia (semua
termasuk bangsa Slovia Barat), bangsa Rusia, Ukraina, Rumania, Bulgaria,
(Bangsa Bulgaria Timur). Bangsa Slavia Barat beragama Roos-Katholik bangsa
Slavia Timur dan Slavia Selatan beragama Katholik Yunani. Bangsa Slavia Barat
berfaham Eropa Barat, bangsa Slavia Timur dan Slavia Selatan berfaham Eropa
Timur. Disinilah letaknya rintangan yang terbesar dalam gerakan Panslavisme.
3. Nihilisme
Nihilism
adalah faham yang mengatakan bahwa masyarakat ini telah terlanjur rusak dan
tidak mungkin lagi dapat diperbaiki, karena itu harus dilenyapkan sama sekali
(nihil=nol=lenyap sama sekali). Kemudian setealh lenyap sama sekali, baru disusun
masyarakat baru berdasarkan atas ratio.
4. Anarchisme
Anarchism
adalah faham yang mengatakan bahwa masyarakat yang bahagia itu adalah
masyarakat yang tidak berpemerintahan (anarchi=an-archi=tidak –pemerintah=tidak
berpemerintahan). Pokok dari kebahagiaan adalah kebebasan . dalam masyarakat
yang berpemerintahan orang belum bebas sama sekali, sebab pemerintah itu merupakan
badan yang memaksa terhadap warga Negara. Karena itu pemerintah harus
dilenyapkan. “ Dunia yang bahagia”. Kata Bakunin adalah dunia tanpa tuhan dan
tanpa hukum.
5. Sosialisme
dan Komunisme
Dengan
timbulnya industri, timbulah golongan buruh (proletar) dan timbul pula gerakan
sosialisme. Pemerintahan Nicholas II yang bermuka dua (reaksioner dalam
politik, namun progresif dalam ekonomi) menimbulkan ketegangan di dalam negeri.
Rekasionalisme politik tidak mengakui adanya hak-hak politik bagi rakyat,
sebaliknya progresivisme ekonomi dengan industrialisasinya menciptakan golongan
buruh yang menuntut hak-hak politik bagi rakyat.
Ketegangan
makin berkembang dengan semakin majunya industri, bertambahnya jumlah kaum
buruh dan tetap tidak maunya Nichola II melepaskan politik reaksionernya.
Revolusi tinggal soal waktu saja. Terorisme mulai timbul lagi pada tahun 1900.
George
Plekanov pada tahun 1898 mendirikan Partai Sosial-Demokrat dengan program yang
moderat, ialah : persamaan dalam hokum, kemerdekaan pers, berbicara, berkumpul,
dan perbaikan nasib buruh dan tani.
Tujuan
ini hendak dicapainya dengan jalan politik (indirect action) dan dengan jalan
pemogokan (direct action). Tetapi sayap radikal dalam partai Sosial Demokrat
menghendaki direct action saja yang berupa revolusi. Pecahlah Partai Sosialis-Demokrat
menjadi dua; Mensjewiki (sosial-demokrat ata dengan singkat boleh disebut
sosial) dan Bolsjewiki (radikal-revolusioner, atau kelak disebut komunis).
Perpecahan
ini terjadi pada tahun 1903 dalam kongres partai-demokrat dari seluruh dunia di
London. Mensjewiki dipimpin oleh George Plekhanov, kemudian oleh Kerensky dan
Bolsjewiki dipimpin oleh Vladimir Ulyanov (terkenal dengan nama samarannya;
Lenin), kemudian Josef Dschugaschvili (terkenal sebagai Stalin).
Komunisme
akan menghapuskan milik perseorangan dan menjelmakannya kembali menjadi milik
kolektif, yaitu Negara.
B. Revolusi
Tahun 1917
Sebab-sebab:
- Pemerintahan Tsar (Nicholas II) yang Reaksioner, Di zaman negara-negara lainnya mengakui hak-hak politik bagi warganegaranya, Tsar masih saja segan atau tidak mau member hak-hak politik yang sungguh[1]sungguh kepada warganegaranya. Betul Duma diadakan tetapi tsar tidak pernah menghiraukannya. Pemilihannya pun adalah palsu karena mereka yang pro tsar yang dipilih duduk dalam Duma, hingga Duma lebih merupakan dewan penasehat tsar daripada dewan perwakolan rakyat yang sesungguhnya
- Susunan Pemerintahan Tsar yang Buruk, Pemerintahan tidak disusun secara rasionil, tetapi atas dasar pavoritisme. Tsar tidak memilih orang-orang yang cakap utnuk pemerintahannya, tetapi orang[1]orang yang disukainya. Dalam hal ini Nicholas II sangat dipengaruhi oleh Tsarina Alexandra, dan Alexandra dibawah pengaruh dari orang yang menyebut dirinya “utusan tuhan” yaitu Gregory Rasputin. Alexandara dan Rasputin adalah orang[1]orang yang sangat kolot dan benci terhadap segala macam faham baru.
- Perbedaan Sosial yang Mencolok Mata, Tsar dengan bangsawan-bangsawan hidup mewah dan kaya raya. Rakyat terutama petani dan buruh hidup sangat miskin dan sengsara. Bangsawan memiliki semua hak, sementara rakyat jelata tidak mempunyai hak sama sekali. Meskipun perbudakan telah dihapuskan tetapi dalam hidup sehari-hari bangsawan memandang rakyat tidak lebih daripada budak mereka belaka.
- Soal Tanah, Perubahan agrarian 1906 dari menteri Stolypin hanya menjelmakan tanah-tanah mir menjadi milik perseorang dari anggota-anggota mir saja. Tetapi di lur mir itu masih terdapat tanah-tanah yang luas sekali dari tuan-tuan tanah besar, yaitu bangsawan-bangswan dan kulak-kulak (petani-petani besar). Tanah-tanah ini kekerjakan oleh petani-petani kecil sebagai pekerja-pekerja. Mereka inilah yang menuntut tanah sebagai miliknya.
- Aliran-Aliran yang Menentang Tsar, Dalam revolusi 1905, aliran-aliran yang menentang tsar dapat ditindas tetapi tidak lenyap. Mereka bergerak secara gelap dan mengumpulkan kekuatan mereka kembali sambil menunggu kesempatan untuk timbul kembali.
- Kekalahan Perang, Ketika Rusia masuk Perang Dunia I, maka sebenarnya Rusia tidak mempunyai tujuan perang yang tertentu. Rusia ikut perang karena terikat dan terseret oleh perjanjian-perjanjiannya dengan Negara-negara lain., terutama oleh Triple Entente. Karena itu ikut serta Rusia dalam Perang Dunia I tidak mendapat sambutan rakyat yang hangat. Dan perang yang tidak dapat backing rakyat sukar mendapatkan kemenangan. Kekalahan-kekalahan Rusia yang besar (Tanneberg, danau-danau Masuri) mengecewakan hati rakyat dan lenyaplah kepercayaan terhadap tsar. Akhirnya rakyat jemu melihat perang, merek aingin damai.
- Bahaya Kelaparan Mengancam, Lima belas juta orang dimobilisir untuk perang. Timbullah kekurangan tenaga kerja baik dalam industry maupun dalam pertanian. Lima belas juta tentara harus dijamin penuh. Timbullah kekurangan bahan makanan . ekonomi Negara kacau dan bahaya kelaparan mengancam Rusia. Revolus telah diambang pintu.
C. Jalannya
Revolusi
Revolusi tahun 1917dapat dibagi dalam dua fase yaitu Revolusi Februari 1917 (fase pertama) dan Revolusi Oktober 1917 (fase kedua)
Revolusi Februari 1917
Kadet, Mensjewiki menggulingkan tsar. Revolusi dimulai di Leningrad. Para demonstran menunut bahan makanan, kemudian diilkuti oleh pemogokan di perusahaan-perusahaan. Tentara yang diperintahkan menembaki pemogokan berbalik memblokir dan menembaki opsir-opsirnya sendiri. Revolusi meletus. Sar ditawan dan dipaksa turun tahta.
Pemerintahan sementara dibentuk. Kaum kadet memegang pimpinan. Tetapi kaum kadet tidak mengadakan perubahan-perubahan seperti yang dituntut oleh rakyat, karena takut bahwa perubahan-perubahan itu hanya akan menambah kekacauan.
Kaum Mensjewiki dibawah Kerensky menggulingkan kaum kadet dan memegang pimpinan pemerintahan. Program kaum Menjsewiki adalah : “ pertama-tama menjunjung kembali kehormatan Rusia (telah merosot karena kekalahan-kekalahan perang) kemudian baru mengadakan perubahan - perubahan pemerintahan dalam negeri. Segera bentuk Republik diumumkan bagi Rusia (1917)”.
Serangan besar-besaran dilangsungkan terhadap Jerman, tetapi gagal sama sekali. Rakyat yang telah jemu perang, kehilangan kepercayaannya terhadap pemerintahan Mensjewiki. Segera kaum Bolsjewiki tampil ke muka dan menjanjikan kepada rakyat : keadaan yang damai, bahan makan, pembagian tanah
Revolusi Oktober 1917 (Revolusi Komunis)
Bosjewiki menggulingkan Menjewiki.Pada tahun 1917 (April) Lenin kembali ke Rusia dari perantauannya (sejak 1907) diJerman, Perncis, Inggris, Austria, Swiss. Pada tahun itu juga tiba di Rusia Leon Trorski (sebenarnya Bronstein) dari Amerika. Dua orang ini adalah jago - jagi yang akan memimpin gerakan komunis (Bosjewiki) di Rusia. Diam-diam kaum Bonsjewiki mengadakan persiapan-persiapan untuk menimbulkan Revolusi Bolsjewiki. Mereka membentuk pemerintahan sendiri, tentara sendiri (pasukan merah) dan menyebarkan propaganda antpemerintahan borjuis.
Ketika pemerintah Mensjewiki (Kerensky) kehilangan kepercayaan rakyat (karena gagalnya serangan besar-besaran) maka kaum Bolsjewiki lekas-lekas memeluk rakyat dan menganjurkan petani-petani membagi-bagi tanah dan kaum buruh mensita pabri-pabrik. Dengan sekaligus mereka mendapatkan simati dan backing dari rakyat. Tibalah waktunya untuk meletuskan revolusi. Revolsui dimulai dari Petrograd lagi, tentara dan angkatan laut di Petrograd memihak Lenin dan kemudian juga tentara-tentara di front.
Pada tanggal 25 Oktober 1917 pemerintahan Mensjewiki (Kerensky) digulingkan dan Bolsjewiki (lenin) memegang pemerintahan. Segera diadakan perubahan-perubahan yang besar;
· Perundingan peardamaian dengan Jerman
dimulai dan akhirnya menciptakan “perjanjian Perdamaian Brest Litowsk (1918)”
· Segala hutang piutang dari pemerintahan
tsar dihapuskan dan bank menjaid monopoli negara
· Tanah dibagi-bagikan kepada petani dan
buruh menyita pabrik-pabrik
· Bahan makanan dikerahkan dan
dibagi-bagikan kepada rakyatRevolusi berjalan dan berhasil baik dan kaum
Belsjewiki (Lenin) erat-erat memegang pemerintahan yang telah digenggamannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar