Rabu, 22 September 2021

PENGARUH REVOLUSI AMERIKA, PERANCIS, CINA, DAN RUSIA BAGI KEHIDUPAN UMAT MANUSIA MASA KINI

 

A.    Pengaruh Revolusi Amerika

Revolusi Amerika merupakan salah satu revolusi besar dunia yang berpengaruh terhadap umat manusia. Di Eropa, Revolusi Amerika ini menjadi inspirasi terjadinya Revolusi Perancis. Rakyat Perancis secara bersama-sama bersatu menyerang dan menguasai penjara Bastille sebagai salah satu upaya menggulingkan kekuasaan Louis XVI yang absokut. Revolusi Amerika ini juga mempengaruhi wilayah-wilayah lainnya di dunia. Di Amerika Latin, pengaruh Revolusi Amerika mendorong negara-negara di kawasan itu untuk melepaskan diri dari ikatan penjajahan, Revolusi Amerika mempunyai pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan hak asasi manusia dan pelaksanaan pemerintahan demokrasi di dunia. Hal ini dikarenakan Reformasi Amerika merupakan peperangan untuk mempertahankan kebebasan, kemerdekaan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Presiden Amerika Serikat ke-16 Abraham Linconln dikenal sebagai tokoh yang memperjuangkan hak[1]hak asasi manusia. Ia seorang Presiden Amerika Serikat yang menentang praktik perbudakan. Penghapusan praktik perbudakan di Amerika Serikat membawa angin segar bagi pelaksanaan hak-hak asasi manusia yang mengilhami lahirnya Pernyataan Hak-Hak Asasi Manusia Sedunia pada 10 Desember 1948.

Sementara itu semangat Reformasi Amerika mempengaruhi pergerakan nasional di Indonesia. Pengaruh tersebut lebih bersifat pada paham-paham tentang hak bagi setiap bangsa untuk memperoleh kemerdekaan dan kedaulatan. Munculnya golongan terpelajar dan semakin luasnya hubungan antar bangsa, khususnya setelah dibukanya terusan Suez, telah membuka kesadaran akan perlunya hak asasi manusia.

Kaum terpelajar berkesimpulan bahwa untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia tidak mungkin diperoleh dari tangan penjajah, melainkan harus diperhitungkan dengan kekuatan sendiri. Anggapan ini diyakini betul oleh organisasi-organisasi pergerakan nasional, seperti Indiche Partij, Perhimpunan Indonesia, dan PNI. Indiche Partij dalam tujuan organisasinya menyatakan bahwahendak menumbuhkan dan meningkatkan integrasi semua golongan untuk memajukan tanah air yang dilandasi oleh jiwa nasional dan kehidupan rakyat yang merdeka. Sementara itu, Perhimpunan Indonesia secara lebih tegas menuliskan tujuan yaitu untuk memperoleh suatu pemerintahan untuk Indonesia. Hal ini dicapai tanpa meminta pertolongan siapa pun, juga tidak bekerja sama dengan pemerintah Kolonial Belanda.

Kemerdekaan Indonesia akan dicapai dengan aksi bersama yang serentak oleh rakyat Indonesia. PNI secara gambling menyatakan tujuannya “Indonesia Mereka”. Tujuan itu akan dicapai dengan asas “percaya pada diri sendiri”.

 

B.     Pengaruh Revolusi Perancis

Revolusi Prancis telah mengilhami perjuangan bangsa-bangsa trjajah di Asia-Afrika termasuk Indonesia. Nasionalisme di Asia-Afrika, termasuk Indonesia muncul sebagai akibat dari penindasan yang dilakukan oleh negara-negara imperialism Barat. Pelaksanaan politik etis telah memberikan kesempatan pendidikan kepada penduduk bumi putera walaupun dalam lingkup yang terbatas. Adanya pendidikan telah mendorong munculnya golongan baru, yaitu golongan terpelajar yang menjadi pelopor pergerakan nasional. Melalui pendidikan itu pula kaum terpelajar dapat mengikuti perkembanngan pemikiran bangsa-bangsa Barat.

Mereka mempelajari berbagai ide dan paham-paham baru yang berkembang di Eropa pada waktu itu, seperti liberalism, demokrasi, dan nasionalisme. Dalam masa pergerakan nasional azas-azas demokrasi seperti yang diperjuangkan oleh rakyat Prancis, di coba untuk digerakkan oleh kaum bumi putera. Pada 20 September 1939 Gabungan Politik Indonesia (GAPI) menyampaikan gagasannya yang dikenal dengan “manifestaasi GAPI” yang isinya mengajak Indonesia dan Belanda untuk bekerja sama untuk menghadapi bahaya fasisme. Kerja sama itu akan berhasil apabila rakyat Indonesia diberikan suatu pemerintahan yang bertanggung jawab kepada parlemen yang dipilih rakyat. namun, upaua GAPI ini hanya ditanggapi dengan pembentukan Komisi Visman. Namun, komisi ini pun tidak mampu memberikan apa yang diperjuagkan oleh GAPI sampai akhirnya Indonesia jatuh ke tangan Jepang.

 

C.    Pengaruh Revolusi Cina

Pengaruh revolusi Cina terhadap bangsa Indonesia terlihat saat menghadapi penjajahan kolonial Belanda. Gerakan nasionalis Cina dimana Dinasti Manchu memerintah di Cina sejak tahun 1644 sampai 1912. Dinasti dinasti ini dianggap menjadi dinasti asing oleh bangsa Cina sendiri. Hal ini karena dinasti ini bukan keturunan bangsa Cina. Selain adanya pengaruh barat yang ikut campur dalam urusan dalam negeri juga karena dinasti tersebut membuat rakyat menjadi sengsara sehingga timbullah protes terhadap pemerintah pada waktu itu. Munculnya gerakkan nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya pemberontakkan taiping dan selanjutnya disusul dengan pemberontakkan Boxer. Gerakan ini selanjutnya berimbas kepada bangsa Indonesia dengan munculnya gerakan kebangkinan nasional yang diawali dengan berdirinya Budi Utomo.

 

D.    Pengaruh Revolusi Rusia

Revolusi yang terjadi di Russia telah membawa perubahan besar terhadap ideology yang berkembang di dunia.sejak saat itu komunis di Eropa dikendalikan oleh Rusia. Mereka terus berusaha menyebarkan pahamnya. Akibatnya terjadi Persaingan dengan ideology lain, yaitu dengan paham demokrasi liberal. Persaingan antar paham komunis dengan paham demokrasi liberal menyebabkan terjadinya Perang Dingin.

Di Indonesia Reformasi di Rusia terlah menyebabkan masuknya pengaruh Mexisme dan komunis di Indonesia. Diawali denga pembentukan ISDV pengaruh Marxisme dan komunis mempengaruhi kaum terpelajar. ISDV yang kemudian mengubah nama menjadi Partai Komunis Hindia dan kemudian berubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). PKI merupakan partai yang bersikap radikal dengan enggan bekerjasama dengan pemerintah. Pada tahun 19626 PKI melakukan perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda, tetapi upaya ini gagal. PKI merupakan partai yang bersikap keras dan tidak segan-segan berdemonstrasi dan melakukan terror terhadap rakyat yang dianggap tidak sejalan dengan ideologinya. Ketika Indonesia merdeka, pada 18 September 1948 PKI melancarkan pemberontakannya di Madiun namun berhasil ditumpas oleh TNI. Upaya yang sama kemudia terulang kembali pada 30 September 1965 dengan adanya peristiwa G-30-S/PKI.

 

E.     Pengaruh Revolusi Indonesia

Revolusi Nasional Indonesia merupakan sebuah konflik bersenjata dan pertentangan diplomasi antara pemerintah Republik Indonesia dengan Kerajaan Belanda yang berlangsung pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga 27 Desember 1949. Dalam konflik bersenjata ini, pihak Kerajaan Belanda dibantu oleh pihak sekutu melalui bantuan dari tentara Inggris.Revolusi Indonesia terjadi karena diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia setelah kekalahan Jepang atas sekutu. Di pihak lain, Belanda yang pernah berkuasa di Indonesia masih berkeinginan untuk menjajah wilayah Indonesia. Keinginan Belanda tersebut kemudian menimbulkan agresi militer Belanda yang pertama (1947) dan agresi militer Belanda yang kedua (1948).

Konflik bersejata antara pemerintah Indonesia melawan Belanda dengan dukungan sekutu ini kemudian berakhir setelah Indonesia mendapatkan pengakuan kedaulatan atau kemerdekaan Indonesia dari Kerajaan Belanda pada tanggal 29 Desember 1949 melalui kesepakan dalam Konferensi Meja Bundar yang dlaksanakan di Den Haag, Belanda.

Kemerdekaan merupakan jembatan emas bagi bangsa Indonesia untuk melaksanakan pembangunan seutuhnya. Indonesia bebas dan merdeka mengatur hidup bangsanya sendiri lepas dari ikatan bangsa kolonial. Ditengah-tengah negara[1]negara di dunia, Indonesia memiliki kedudukan sama dan sederajat.

Revolusi Indonesia

 

Revolusi Indonesia

A.    Pemikiran-Pemikiran yang Melandasi Revolusi Indonesia

1.      Nasionalisme

Nasionalisme lahir dan berkembang di Indonesia didorong oleh berbagai faktor baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal pendorong lahirnya nasionalisme di Indonesia antara lain:

·    Adanya kenangan kejayaan masa lampau di masa kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Demak, Mataram Islam yang menjadi sumber inspirasi untuk mencapai kemajuan, kemegahan, dan kemakmuran yang sama

·         Penderitaan dan kesengsaraan akibat kolonialisme dan imperalisme asing

·    Munculnya golongan terpelajar yang berfikir kritis dan berani menentang kekuasaan para penjajah

Faktor eksternal pendorong lahirnya nasionalisme di Indonesia antara lain:

·  Kemenangan perang Jepang terhadap Rusia (1905) telah memberikan semangat dan kepercayaan diri bangsa Indonesia untuk berani menentang kekejaman penjajah asing

·      Pergerakan kebangsaan India, Philipina, Cina, Turki, nasionalisme Mesir telah menginspirasi bangsa Indonesia untuk bangkit melawan penjajah

· Masuknya paham-paman liberalisme, demokrasi, nasionalisme, Pan-IslamismeRasa kebangsaan (nasionalisme) ini telah menyatukan bangsa Indonesia untuk bersama-sama berjuang merebut kemerdekaan demi tanah air yang sama.\


Bangkitnya semangat nasionalisme di Indonesia ditandai dengan tumbuhnya Pergerakan-Pergerakan Nasional, baik yang bersifat politik maupun social keagamaan. Pergerakan nasional yang tumbuh seperti Budi Utomo, Indische Partij, Sarekat Islam, Partai Nasional Indonesia, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Kayu Tanam, Taman Siswa, dan lain -lain. Rasa kebangsaan itu juga telah disepakati di dalam kongres sumpah pemuda yang melahirkan komitmen bersama seluruh pemuda Indonesia dalam ‘Sumpah Pemuda’ tanggal 28 Oktober 1928.

2.      Demokrasi

Dominasi dan otoriter pemerintah penjajahan di Indonesia mendorong orang[1]orang Indonesia untuk dapat bersuara, berpendapat, menyerukan ide-ide dan fikiran untuk kemajuan bangsanya. Di dalam pemerintahan Belanda telah ada sebuah lembaga semacam Dewan Perwakilan Rakyat (Volksraad) yang berdiri tahun 1918.

Sejatinya DPR buatan Belanda itu berisi perwakilan-perwakilan dari seluruh rakyat Indonesia, namun keanggotaan Volksraad didasarkan atas penunjukan oleh Gubernur Jenderal bukan atas pilihan rakyat. keanggotan Volksraad didominasi oleh bangsa Eropa terutama Belanda.

Volksraad didirikan bukan sebagai parlemen perwakilan rakyat melainkan hanya sebagai penasehat Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Para tokoh politik terus berjuang agar ada perwakilan dari rakyat Indonesia yang duduk dalam dewan Volksraad yang mensuarakan kehendak rakyat.Pembukaan Volksraad oleh gubernur-jendral Van Limburg Stirum tanggal 18 Mei 1918.


B.     Jalannya Revolusi

1.      Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945

Transisi dari menyerahnya Jepang dalam Perang Dunia II dan belum datangnya Sekutu ke Indonesia merupakan keadaan Vacum of Power (kekosongan kekusasaan) di Indonesia. Jepang berkewajiban untuk menjaga status quo (tidak adanya perubahan politik apapun) di Indonesia. Di tengah keadaan itu, pemuda Indonesia bersama para tokoh politik bangsa mengambil keputusan untuk segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Proklamasi kemerdekaan dikumandangkan di Jakarta disaksikan oleh para tokoh politik, para pemuda, dan rakyat. Berita proklamasi itu kemudian disebarluarkan ke seluruh penjuru tanah air melalui siaran-siaran radio, spanduk, selebaran, coretan-coretan di dinding, penyampaian secara lisan, dan media lainnya.

Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. (1) Bom Atom dii Hirosima dan Nagasaki; (2) Naskah Teks Proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik; (3) Ir. Soekarno tengah membaca teks Proklamasi kemerdekaan Indonesia, pada hari Jumat sekitar jam 10 pagi di Jl Pegangsaan Timur 56 Jakarta; (4) Pengibaran bendera Merah Putih; (5). Coretan-coretan di dinding-dinding tembok bertema proklamasi kemerdekaan yang dilakukan oleh para pemuda pejuang 1945.

2.      Perjuangan Bersenjata

Bulan September 1945, pasukan sekutu di bawah pimpinan Inggris (Chritison) memasuki Indonesia untuk wiayah Jawa dan Sumatera. Untuk wilayah Indonesia Timur diduduki tentara Australia. Mereka mengemban tugas; melucuti tentara Jepang, membebaskan tawanan perang, dan pengembalian pemerintahan sipil. Masuknya tentara sekutu ini membawa pula NICA.

Kemunculan tentara sekutu dan Belanda ini menimbulkan ketegangan dan pertempuran di wilayah-wilayah yang disinggahinya. Seperti pertempuran di Surabaya (10 - 28 November 1945), pertempuran di Ambarawa(20 November - 15 Desember 1945), Bandung Lautan Api (29 November 1945 - 24 Maret 1946), pertempuran Medan Area (18 Oktober 1945-15 Februari 1947), Agresi Militer Belanda I (21 Juli - 5 Agustus 1947), Agresi Militer Belanda II (19 Desember 1948 - Juli 1949), Serangan Umum 1 Maret 1949 di Jogjakarta, pertempuran di Bali, Manado, Palembang, dan daerah-daerah lainnya.

Jadi di awal perjuangan mempertahankan kemerdekaannya, rakyat Indonesia harus berhadapan dan bertempur menghadapi tentara Jepang dan tentara Sekutu dan Belanda.

Pertempuran Surabaya merupakan pertempuran tentara dan milisi pro[1]kemerdekaan Indonesia dan tentara Britania Raya dan India Britania. Puncaknya terjadi pada tanggal 10 November 1945. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme. Sikap Heroisme, dahsyatnya pertempuran, dan jumlah pahlawan yang gugur telah menjadikan pertempuran 10 November di Surabaya ini diperingati sebagai Hari Pahlawan di Indonesia.

3.      Perjuangan Diplomatik

Pertempuran yang terus menerus terjadi antara pihak pemuda Indonesia dan Sekutu-NICA menjadi perhatian dunia internasional. Atas prakarsa Inggris, Belanda dan RI mengadakan perundingan. Belanda mengingjnkan Indomesia menjadi negara persemakmuran Belanda melalui masa peralihan 10 tahun. Namun Indoneisa menginginkan sebuah negara yang berdaulat penuh atas wilayah bekas jajahan Belanda. Usulan pihak RI ini ditolak Belanda. Untuk menyelesaikan keteangan Indonesia -Belanda ini, pada tanggal 14 Oktober 1946 diadakan perundingan di Linggarjati. Pihak Indonesia dipimpin Sutan Syahrir, pihak Belanda oleh Wim Schermerhorn dan H.J Van Mook. Ingris diwakili oleh Lord Killerm sebagai penengah.

Setelah perjanjian Linggarjati, Belanda kembali menggempur RI melalui Agresi Militer Belanda I (21 Juli - 5 Agustus 1947). Dalam pertempuran ini Belanda berhasil menguasai Jakarta, Sumatera, Jawa Barat, Madura, dan Jawa Timur. RI kemudian memindahkan pusat pemerintahannya ke Yogyakarta. Dunia internasional mengutuk tindakan Belanda ini. Australia, India, Uni Soviet, dan Amerika Serikat mendukung Indonesia.

PBB kemudian membentuk Komisi Tina Negara (KTN) untuk memediasi sengketa Indonesia-Belanda. PBB mengeluarkan resolusi gencatan senjata. Pada tanggal 17 Januari 1948, berlangsung perundingan di atas kapal Perang Amerika Serikat, Renville.

Pada tanggal 19 Desember 1948 - Juli 1949, Belanda kembali menyerang pihak RI melalui Agresi Militer Belanda II. Dalam agresi II ini, Belanda berhasil menguasai ibu kota RI di Yogyakarta. Akibat serangan ini, pihak internasional melakukan tekanan kepada Belanda. Amerika Serikat bahkan mengancam akan menghentikan bantuan Marshall Plan kepada Belanda. Pada tanggal 28 Januari 1949 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusinya. Salah satu isinya adalah mengubah KTN menjadi Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Indonesia (United Nation Commission for Indonesia-UNCI). Tugasnya adalah untuk membantu kelancaran perundingan, mengurus pengembalian kekuasaan RI, mengamati pemilihan umum, dan berhak mengajukan usul untuk menyelesaikan konflik Pada tanggal 7 Mei 1949 disepakatilah Perjanjian Room-Royen.

Untuk mempersiapkan diri mengahadapi Konferensi Meja Bundar (KMB), Indonesia melaksankaan Konferensi Inter-Indonesia (KII). Konferensi ini dilakukan antara RI dengan Organisasi Negara-Negara Bagian (BFO).KII berlangsung dua kali. Konferensi pertama pada tanggal 19 - 22 Juli 1949 diadakah di Yogyakarta dipimpin oleh Moh, Hatta dan Komferensi kedua pada tanggal 30 Juli - 2 Agsutus 1949 di Jakarta dipimpin oleh Sultan Hamid II.

Menindaklanjuti perundingan RooM-Roijen, maka pada tanggal 23 Agustus dimulailah Konferensi Meja Bundar (KMB). Perundingan berakhir pada tanggal 2 November 1949 dengan tercapainya kata sepakat :

·         Kerajaan Belanda mengakui kedautalan RIS secara penuh dan tanpa syarat

·         Pelaksanaan penyerahan kedaulatan akan dilakukan paling lambat tanggal 30 Desember 1949

·       Masalah Irian Barat akan dibicarakan lagi 1 tahun setelah penyerahan kedaulatan kepada RIS

·     RIS dan kerajaan Belanda terikat dala suatu Uni Indonesia-Belanda berdasarkan keraja sam asukarela dan sederajat

·     RIS mengembalikan hak milik Belanda dan memeberikan hak konsesi dan izin baru untuk perusahaan-perusahaan Belanda

·         RIS harus membayar semua utang Belanda yang ada sejak tahun 1942

·   Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dan beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS

Pada tanggal 27 Desember 1949 dilaksanakan serah terima kedaulatan dari pemerintah kerajaan Belanda kepada RIS. Serah terima dilaksanakan di Amsterdam

Revolusi Rusia

 

Revolusi Rusia

A.    Pemikiran-Pemikiran yang Melandasi Revolusi Rusia

1.      Liberalisme

Pada permulaan abad XIX (masa sesudah Kongres Wina) keadaan Rusia masih sangat terbelakang jika dibandingkan dengan keadaan Eropa Barat. Masyarakat Rusia terbagi atas dua golongan saja, ialah : tuan tanah (bangsawan) dan petani (rakyat jelata). Industry belum ada dan karena itu belum ada kaum pertengahan (atau kaum borjuis). Rusia masih merupakan negara agraris yang kolot. Tidak adanya kaum pertengahan ini mempersukar masuknya liberialisme ke Rusia, karena lazimnya kaum pertengahanlah yang meruakan pendukung liberialisme.

Keadaan masyarakat Rusia masih kolot. Dipandangan mata rakyat yang kolot itu Tsar Rusia lebih merupakan seorang dewa yang keramat. Bangsawan yang berdekatan denga raja, mempunyai kedudukan yang istimewa di atas rakyat. Mereka merupakan tuan tanah besar yang mengekang hidup rakyat jelaata sebagai petani.

Rakyat jelata sebagaian besar merupakan petani miskin yang tidak memiliki tanah sendiri, tetapi hanya mengerjakan tanah dari tuan tanah. Mereka diharuskan tunduk kepada segala kehendak tuan tanahnya dan tidak boleh pindah ke lain tempat (ke lain daerah). Terikat kepada tempat tinggalnya dan terpaksa tunduk kepada tuan tanahnya, petani merupakan budak belaka dari tuan tanahnya. Status petani sebagai budak dari tuan tanah ini memang status yang disyahkan oleh pemerintah Rusia sejak Undang-Undang Perbudakan tahun 1646 dari Tsar Alexis I.

Walaupun pada tahun 1861 Tsar Alexander II menghapuskan perbudakan, hidup petani belum mengalami kemajuan yang nyata. Di dalam kebijakan penghapusan perbudakan ini (Undang-Undang Emansipasi), Tsar II menyatakan bahwa bekas budak mendapat tanah sebagai miliknya, tetapi sebagai milik bersama (kolektif) dari suatu desa (mir). Satu tanah desa dikepalai satu orang kepala mir (lurah desa). Lama kelamaan Mir ini bertindak sebagai tuan tanah saja terhadap petani[1]petani anggaota mir. Kepala mir akhirnya menjadi petani besar dan kaya yang disebut kulak. Hidup petani biasa tetap sengsara.

Pada tahun 1906 dibawah pemerintahan Tsar Nicolas II oleh menteri Stolypin sistim mir dihapuskan. Tanah tidak lagi merupakan milik kolektif dari mir, tetapi diberikan kepada petani sebagai milik perseorangan. Tetapi perubahan agrarian dari menteri Stolypin agak terlambat diadakannya, karena ketika itu revolusi Rusia sudah mulai mendidih dan tindakan Stolypin itu oleh kaum revolusioner dianggap sebagai tanda kelemahan pemerintahan tsar (baru kalah dalam perang Rusia-Jepang 1905) dan tidak sebagai perbaikan nasib petani.

Menyikapi kondisi Rusia yang semakin terpuruk, berkembang pemikiran liberal dikalangan pelajar Rusia, mereka Ingin membangun Rusia atas dasar konsepsi Barat. Menurut pendapatnya, Negara itu adalah badan politik belaka untuk mencapai kesejahteraan rakyat, dan karena politik itu adalah soal ratio, maka Negara harus disusun atas dasar ratio pula. Menurut pendapat mereka, Rusia merupakan sebagian dari dunia lainnya dan tidak sebagai Negara yang berdiri tersendiri lepas dari dunia lainnya, dan karena itu harus mengikuti jejak dunia lainnnya. Mereka berfaham internasional dan liberal.

 

2.      Pan-Slavisme

Rakyat Rusia Ingin membangun Rusia atas dasar kulutur Slavia. Menurut pendapatnya, Negara itu adalah badan moral. Dan karena moral bangsa Slavia terletak dalam agama Katholik –Yunani, maka Negara harus disusun menurut konsepsi agama Katholik-Yunani. Menurut pendapat mereka, pemerintahan Rusia yang terbaik adalah pemerintahan otokrasi, karena bentuk pemeritnahan inilah yang sejak dulu selalu dipakai oelh bangsa Slavia. Aliran Slavia atau Slavophil ini pada tahun 1861 Tsar Alexander II menghapuskan perbudakan di Rusia. Slavophil inilah yang nanti menimbulkan gerakan Pan-Zlavisme.

Pan-Slavisme ialah gerakan utnuk mempersatukan bangsa-bangsa Slavisme dan menjunjung tinggi kebudayaan Slavisme. Bangsa Slavia adalah bangsa Indo-Jerman. Pusat kedudukan mereka yang Pertama dikenal dalam sejarah ialah Ukraina dan sekitarnya. Mereka kemudian bergerak keutara sampai laut Timur (Laut Baltik), ke timur sampai Siberia, ke Selatan sampai Balkan, Laut Hitam, Laut Kaspia, dan ke Barat samapi di perbatasan Jerman.

Termasuk bangsa Slavia ialah: bangsa Polandia, Tsjeeh, Slovak, Bohemia, Moravia (semua termasuk bangsa Slovia Barat), bangsa Rusia, Ukraina, Rumania, Bulgaria, (Bangsa Bulgaria Timur). Bangsa Slavia Barat beragama Roos-Katholik bangsa Slavia Timur dan Slavia Selatan beragama Katholik Yunani. Bangsa Slavia Barat berfaham Eropa Barat, bangsa Slavia Timur dan Slavia Selatan berfaham Eropa Timur. Disinilah letaknya rintangan yang terbesar dalam gerakan Panslavisme.

 

3.      Nihilisme

Nihilism adalah faham yang mengatakan bahwa masyarakat ini telah terlanjur rusak dan tidak mungkin lagi dapat diperbaiki, karena itu harus dilenyapkan sama sekali (nihil=nol=lenyap sama sekali). Kemudian setealh lenyap sama sekali, baru disusun masyarakat baru berdasarkan atas ratio.

 

4.      Anarchisme

Anarchism adalah faham yang mengatakan bahwa masyarakat yang bahagia itu adalah masyarakat yang tidak berpemerintahan (anarchi=an-archi=tidak –pemerintah=tidak berpemerintahan). Pokok dari kebahagiaan adalah kebebasan . dalam masyarakat yang berpemerintahan orang belum bebas sama sekali, sebab pemerintah itu merupakan badan yang memaksa terhadap warga Negara. Karena itu pemerintah harus dilenyapkan. “ Dunia yang bahagia”. Kata Bakunin adalah dunia tanpa tuhan dan tanpa hukum.

 

5.      Sosialisme dan Komunisme

Dengan timbulnya industri, timbulah golongan buruh (proletar) dan timbul pula gerakan sosialisme. Pemerintahan Nicholas II yang bermuka dua (reaksioner dalam politik, namun progresif dalam ekonomi) menimbulkan ketegangan di dalam negeri. Rekasionalisme politik tidak mengakui adanya hak-hak politik bagi rakyat, sebaliknya progresivisme ekonomi dengan industrialisasinya menciptakan golongan buruh yang menuntut hak-hak politik bagi rakyat.

Ketegangan makin berkembang dengan semakin majunya industri, bertambahnya jumlah kaum buruh dan tetap tidak maunya Nichola II melepaskan politik reaksionernya. Revolusi tinggal soal waktu saja. Terorisme mulai timbul lagi pada tahun 1900.

George Plekanov pada tahun 1898 mendirikan Partai Sosial-Demokrat dengan program yang moderat, ialah : persamaan dalam hokum, kemerdekaan pers, berbicara, berkumpul, dan perbaikan nasib buruh dan tani.

Tujuan ini hendak dicapainya dengan jalan politik (indirect action) dan dengan jalan pemogokan (direct action). Tetapi sayap radikal dalam partai Sosial Demokrat menghendaki direct action saja yang berupa revolusi. Pecahlah Partai Sosialis-Demokrat menjadi dua; Mensjewiki (sosial-demokrat ata dengan singkat boleh disebut sosial) dan Bolsjewiki (radikal-revolusioner, atau kelak disebut komunis).

Perpecahan ini terjadi pada tahun 1903 dalam kongres partai-demokrat dari seluruh dunia di London. Mensjewiki dipimpin oleh George Plekhanov, kemudian oleh Kerensky dan Bolsjewiki dipimpin oleh Vladimir Ulyanov (terkenal dengan nama samarannya; Lenin), kemudian Josef Dschugaschvili (terkenal sebagai Stalin).

Komunisme akan menghapuskan milik perseorangan dan menjelmakannya kembali menjadi milik kolektif, yaitu Negara.

 

B.     Revolusi Tahun 1917

Sebab-sebab:

  1. Pemerintahan Tsar (Nicholas II) yang Reaksioner, Di zaman negara-negara lainnya mengakui hak-hak politik bagi warganegaranya, Tsar masih saja segan atau tidak mau member hak-hak politik yang sungguh[1]sungguh kepada warganegaranya. Betul Duma diadakan tetapi tsar tidak pernah menghiraukannya. Pemilihannya pun adalah palsu karena mereka yang pro tsar yang dipilih duduk dalam Duma, hingga Duma lebih merupakan dewan penasehat tsar daripada dewan perwakolan rakyat yang sesungguhnya
  2. Susunan Pemerintahan Tsar yang Buruk, Pemerintahan tidak disusun secara rasionil, tetapi atas dasar pavoritisme. Tsar tidak memilih orang-orang yang cakap utnuk pemerintahannya, tetapi orang[1]orang yang disukainya. Dalam hal ini Nicholas II sangat dipengaruhi oleh Tsarina Alexandra, dan Alexandra dibawah pengaruh dari orang yang menyebut dirinya “utusan tuhan” yaitu Gregory Rasputin. Alexandara dan Rasputin adalah orang[1]orang yang sangat kolot dan benci terhadap segala macam faham baru.
  3. Perbedaan Sosial yang Mencolok Mata, Tsar dengan bangsawan-bangsawan hidup mewah dan kaya raya. Rakyat terutama petani dan buruh hidup sangat miskin dan sengsara. Bangsawan memiliki semua hak, sementara rakyat jelata tidak mempunyai hak sama sekali. Meskipun perbudakan telah dihapuskan tetapi dalam hidup sehari-hari bangsawan memandang rakyat tidak lebih daripada budak mereka belaka.
  4. Soal Tanah, Perubahan agrarian 1906 dari menteri Stolypin hanya menjelmakan tanah-tanah mir menjadi milik perseorang dari anggota-anggota mir saja. Tetapi di lur mir itu masih terdapat tanah-tanah yang luas sekali dari tuan-tuan tanah besar, yaitu bangsawan-bangswan dan kulak-kulak (petani-petani besar). Tanah-tanah ini kekerjakan oleh petani-petani kecil sebagai pekerja-pekerja. Mereka inilah yang menuntut tanah sebagai miliknya.
  5. Aliran-Aliran yang Menentang Tsar, Dalam revolusi 1905, aliran-aliran yang menentang tsar dapat ditindas tetapi tidak lenyap. Mereka bergerak secara gelap dan mengumpulkan kekuatan mereka kembali sambil menunggu kesempatan untuk timbul kembali.
  6. Kekalahan Perang, Ketika Rusia masuk Perang Dunia I, maka sebenarnya Rusia tidak mempunyai tujuan perang yang tertentu. Rusia ikut perang karena terikat dan terseret oleh perjanjian-perjanjiannya dengan Negara-negara lain., terutama oleh Triple Entente. Karena itu ikut serta Rusia dalam Perang Dunia I tidak mendapat sambutan rakyat yang hangat. Dan perang yang tidak dapat backing rakyat sukar mendapatkan kemenangan. Kekalahan-kekalahan Rusia yang besar (Tanneberg, danau-danau Masuri) mengecewakan hati rakyat dan lenyaplah kepercayaan terhadap tsar. Akhirnya rakyat jemu melihat perang, merek aingin damai.
  7. Bahaya Kelaparan Mengancam, Lima belas juta orang dimobilisir untuk perang. Timbullah kekurangan tenaga kerja baik dalam industry maupun dalam pertanian. Lima belas juta tentara harus dijamin penuh. Timbullah kekurangan bahan makanan . ekonomi Negara kacau dan bahaya kelaparan mengancam Rusia. Revolus telah diambang pintu.

 

C.    Jalannya Revolusi

Revolusi tahun 1917dapat dibagi dalam dua fase yaitu Revolusi Februari 1917 (fase pertama) dan Revolusi Oktober 1917 (fase kedua)

Revolusi Februari 1917

Kadet, Mensjewiki menggulingkan tsar. Revolusi dimulai di Leningrad. Para demonstran menunut bahan makanan, kemudian diilkuti oleh pemogokan di perusahaan-perusahaan. Tentara yang diperintahkan menembaki pemogokan berbalik memblokir dan menembaki opsir-opsirnya sendiri. Revolusi meletus. Sar ditawan dan dipaksa turun tahta.

Pemerintahan sementara dibentuk. Kaum kadet memegang pimpinan. Tetapi kaum kadet tidak mengadakan perubahan-perubahan seperti yang dituntut oleh rakyat, karena takut bahwa perubahan-perubahan itu hanya akan menambah kekacauan.

Kaum Mensjewiki dibawah Kerensky menggulingkan kaum kadet dan memegang pimpinan pemerintahan. Program kaum Menjsewiki adalah : “ pertama-tama menjunjung kembali kehormatan Rusia (telah merosot karena kekalahan-kekalahan perang) kemudian baru mengadakan perubahan - perubahan pemerintahan dalam negeri. Segera bentuk Republik diumumkan bagi Rusia (1917)”.

Serangan besar-besaran dilangsungkan terhadap Jerman, tetapi gagal sama sekali. Rakyat yang telah jemu perang, kehilangan kepercayaannya terhadap pemerintahan Mensjewiki. Segera kaum Bolsjewiki tampil ke muka dan menjanjikan kepada rakyat : keadaan yang damai, bahan makan, pembagian tanah

Revolusi Oktober 1917 (Revolusi Komunis)

Bosjewiki menggulingkan Menjewiki.Pada tahun 1917 (April) Lenin kembali ke Rusia dari perantauannya (sejak 1907) diJerman, Perncis, Inggris, Austria, Swiss. Pada tahun itu juga tiba di Rusia Leon Trorski (sebenarnya Bronstein) dari Amerika. Dua orang ini adalah jago - jagi yang akan memimpin gerakan komunis (Bosjewiki) di Rusia. Diam-diam kaum Bonsjewiki mengadakan persiapan-persiapan untuk menimbulkan Revolusi Bolsjewiki. Mereka membentuk pemerintahan sendiri, tentara sendiri (pasukan merah) dan menyebarkan propaganda antpemerintahan borjuis.

Ketika pemerintah Mensjewiki (Kerensky) kehilangan kepercayaan rakyat (karena gagalnya serangan besar-besaran) maka kaum Bolsjewiki lekas-lekas memeluk rakyat dan menganjurkan petani-petani membagi-bagi tanah dan kaum buruh mensita pabri-pabrik. Dengan sekaligus mereka mendapatkan simati dan backing dari rakyat. Tibalah waktunya untuk meletuskan revolusi. Revolsui dimulai dari Petrograd lagi, tentara dan angkatan laut di Petrograd memihak Lenin dan kemudian juga tentara-tentara di front.

Pada tanggal 25 Oktober 1917 pemerintahan Mensjewiki (Kerensky) digulingkan dan Bolsjewiki (lenin) memegang pemerintahan. Segera diadakan perubahan-perubahan yang besar;

·       Perundingan peardamaian dengan Jerman dimulai dan akhirnya menciptakan “perjanjian Perdamaian Brest Litowsk (1918)”

·    Segala hutang piutang dari pemerintahan tsar dihapuskan dan bank menjaid monopoli negara

·        Tanah dibagi-bagikan kepada petani dan buruh menyita pabrik-pabrik

·   Bahan makanan dikerahkan dan dibagi-bagikan kepada rakyatRevolusi berjalan dan berhasil baik dan kaum Belsjewiki (Lenin) erat-erat memegang pemerintahan yang telah digenggamannya.

Revolusi China

 

Revolusi China

A.    Pemikiran-Pemikiran yang Melandasi Revolusi Cina

1.      Dinasti Manchu Adalah Dinasti Asing

Dari zaman kuno hingga 1912, China selalu diperintah oleh dinasti-dinasti (raja-raja dari satu keturunan). Dinasti yang terakhir adalah Dinasti Manchu atau Dinasti Qing (1644-1912). Dinasti ini dianggap asing oleh bangsa Tionghoa, karena dinasti ini bukan keturunan bangsa Tionghoa. Dinasti Manchu berasal dari Machuria, yaitu daerah yang berbatasan dengan China Utara. Dibawah dinasti ini, China (Cina) diperintah dengan cara-cara yang kolot. China adalah negara yang tertutup rapat-rapat bagi bangsa asing yang dianggapnya lebih rendah dan belum beradab (barbar) daripada bangsa Tinghoa. Adanya anggapan bahwa Dinasti Manchu adalah dinasti asing ini menjadi salah satu pendorong rakyat Cina untuk melawan Kaisar Ratu Tze Syi/Ci-xi (Kaisar Terakhir Dinasti Mansyu). 

2.      Rasa Malu dalam Kekalahan Perang Candu (1839-1843)

Inggris yang pertama kali berjasa membuka China bagi orang asing. Jalan yang dipakai adalah “Jalan Candu”. Sejak tahun 1800 Inggris menyeludupkan candu kedalam China. Segera perdagangan candu gelap merajalela di Tingokok. Rakyat menjadi korban tetapi Inggris mendapat supaya candu diberantas. Di kota kanton sebagai pusat candu, 20.000 peti candu Inggris seharga $90.000.000 dibakar habis. Inggris marah dan Angkatan Lautnya menyerang Nanking. China kalah dan menandatangani Perjanjian Nanking, 1842, yang isinya :

  • Lima pelabuhan China dibuka untuk perdagangan asing (disebut Treaty Ports)
  • Inggris mendapatkan Hongkong (1842)
  • Inggris mendapatkan hak ekstratitorial (kemudian negara-negara lainnya minta juga)

Perjanjian Nanking berarti awal pembukaan China untuk dunia luar. Pembukaan Cina bagi dunia luar dianggap merupakan tanda kelemahan  pemerintahan Ratu Tze Syi.

3.      Keinginan untuk Membangun Masyarakat Baru yang Bahagia

Hung-Siu-Tsjwan adalah seorang Tionghoa yang beragama masehi. Menurut Hung-Siu-Tsjwan, agamanya mengajarkan bahwa masyarakat Masehi pertama dibawah pimpinan Petrus merupakan masyarakat yang sosialistis, dimana berlaku sama rata sama rasa. Hung-Siu-Tsjwan ingin mendirikan China yang sangat menderita itu, menjadi suatu masyarakat Masehi zaman Petrus itu. Oleh karena itu Hung-Siu-Tjwan menggalakkan pertanian dan memajukan kemiliteran yang memegang disiplin dan tanggung jawab yang tinggi. Hung-Siu-Tjwan bergerak melawan Kaisar Manchu dan bangsa asing.

4.      Paham Moderanisasi China Selatan

Di China Selatan telah masuk dan meresap faham baru dari Barat. Menurut mereka, pemberontakan bukan satu-satunya jalan untuk membebaskan diri dari bangsa asing. Bangsa asing terbukti lebih kuat karena lebih maju. Jika ingin mengusir bangsa asing dari China jalan yang harus dipakai adalah memodernisasi China agar dapat mengimbangi kekuatan asing.

B.     Jalannya Revolusi China

Perang China - Inggris / Perancis (1856-1860)

Sebab-sebab:

  • Kapal China dengan bendera Inggris ditahan
  • Pendeta Perancis dibunuh di Kwangsi karena tidak punya surat izin masuk China

Dalam perang ini China kalah. Terjadilah perjanjian Peking, 1860, yang isinya

  • Treaty Ports ditambah dengan 11 pelabuhan lagi (jadi 16 pelabuhan)
  • Jawatan bea dan cukai dipegang oleh badan Internasional (Inggris, USA, dan Perancis)
  • Di Peking (Kota istana kaisar China tertutup bagi bangsa asing) ditempatkan seorang duta besar Inggris

Dengan perjanjian Peking ini China seluruhnya telah dibuka lebar-lebar bagi seluruh dunia. Kemudian timbullah daerah-daerah konsesi yang merupakan sarang bangsa asing yang setiap waktu dapat menerkam China. (contoh : Jepang mulai menyerang China dari daerah-daerah konsesinya dalam tahun 1937). Bagi kedaulatan China daerah konsesi ini berarti pengurangan kedaulatan

2.      Pemberontakan Taiping (1850-1864)

Sebab-sebab:

  • Pemerintahan Kaisar Manchu lemah terhadap bangsa asing 
  • Kemiskinan rakyat jelatan yang disebabkan oleh pemerintah feodal Manchu
  • Keinginan yang timbul diantara rakyat untuk membangun masyarakat yang Bahagia

Pemimpin pemberontakan T’aiping adalah Hung Siu Swam yang menginginkan China menjadi masyarakat yang sosialis, dimana berlaku “sama rata sama rasa”.

Pada tahun 1851, Hung Siu Swan memulai pemberontakannya melawan kaisar Manchu dan bangsa asing. Awalnya ia mendapatkan kemenangan karena tentaranya yang memegang teguh disiplin dank arena rakyat yang tertarik dengan program-programnya. Nanking dapat direbut. Namun setelah itu Hung Siu Swan mulai menemui kekalahannya karena lupa dengan tujuan dan cita-cita semula, tentaranya mulai kehilangan disiplin, mabuk kemenangan, dan merajalela dimana-mana, keadaan menjadi kacau balau. Hung Siu Swan memproklamasikan dirinya sebagai raja dari kerajaan Sorga dan Damai Abadi (T’aiping Tin Kuo).

Setelah itu tentara Tai Ping menyerbu ke Utara untuk memukul kaisarManchudi Peking. Tiensin jatuh ke tangan Tai Ping dan Peking terancam. Bangsa asing di Peking (mereka ini baru saja memenagkan Peking dari tanganManchudengan perjanjian yang sangat menguntungkan itu) merasa terancam dan akan kehilangan segalanya jika pasukan Tai Ping menang. Karena itu, bangsa asing membentuk tentara sukarela dibawah Jenderal Ward dan Gordon. Bersama-sama dengan tentara KaisarManchumereka melawan Tai Ping dan berhasil merebut kembali Nanking. Hu Siu Sywan bunuh diri. Kemudian pertempuran terjadi di Sungai Yang-Tse, tentara Tai Ping menenumui kekalahan lagi dan pemberontakan dapat ditindas.

Arti Pemberontakan Tai Ping:

·   Merupakan pemberontakan sosial (Revolusi Sosial) asli dari China yang lepas dari pengaruh sosialisme Barat

·         Paham komunisme yang timbul di China untuk pertama kali

·       Merupakan pelopor dari Mao Tse Tung dengan Kung Can Tang (Partai Komunis China). Apa yang dijalankan Mao Tse Tung sangat mirip dengan apa yang dijalankan Hung Syu Swam dalam Tai Ping Tin Kuo (pembagian tanah, tentara yang bersopan santun terhadap rakyat jelata, dsb)

 

3.      Perang Jepang - China (1896 - 1895)

Sebab-sebab:

  • Jepang ingin menduduki Korea
  • Korea adalah yang pada resminya merupakan Negara vassal dari China.

Korea sendiri merupakan kerajaan yang pada hakekatnya merdeka penuh. Pada tahun 1892, timbullah perebutan kekuasaan di Korea, kedutan Jepang di sana ikut diserang. Kejadian ini dipergunakan Jepang untuk menyerbu Korea. China protes karea Korea adalah wilayahnya. Timbullah perang Jepang –China.

Perang dengan Jepang tentara China dengan mudah dipatahkan oleh tentara Jepang yang sudah modern itu. Kekalahan ini ditebus dengan perjanjian Shimonoseki (1895) dimana Jepang mendapatkan Port Arthur danTaiwan (Formosa).

Rusia, Jerman, Perancis protes dan mengancam Jepang. Jepang dipaksa menyerahkan Port Arthur. Kemudian: Jepang menyewa Kiatsou, Perancis menyewa Kwang Tsu Wan, Inggris menyewa Wei Ha Wei, Rusia menyewa Port Arthur

Tindakan Negara-negara besar ini dianggap penghinaan bagi Jepang. Jepang ingin membalas dendam, terutama kepada Rusia. Ini merupakan salah satu sebab perang Rusia – Jepang (1905 nanti).Perang Jepang- China membuktikan kelemahan Kaisar Mansyu. Perang ini untuk China membawa akibat Kekecewaan rakyat terhadap Kaisar Manchu yang lemah, Kebencian terhadap Jepang.

4.      Pemberontakan Boxer (1900 - 1901)

Rakyat China membenci bangsa asing yang terbukti hanya mengacau China saja, karena itu ingin membersihkan tanah airnya dari bangsa dan pengaruh asing. Gerakan untuk membersihkan bangsa asiang ini timbul di China Utara dan menamakan diri “ Tinju Keadilan. Semua anggotanya memahirkan diri dalam silat untuk membinasakan bangsa asiang. (oleh bangsa asing silat ini dipandang sebagai boxen karena itu pemberontakan ini disebut Boxer Rabellion atau Pemberontakan Boxer).

Ratu Tze Syi (Wali dari Kwang Syu, kaisar resmi China) atas anjuran jenderalnya , Yuang Sih Kai seorang warlord yang terbesar , membantu gerakan boxer ini karena ingin melepaskan kerajaannya dari pengaruh asing. Di Peking pemberontakan berkobar. Duta besar Jerman di Peking dibunuh dan kedutaan asing lainnya diserang. Tentara asing menerobos dari mana-mana ke Peking dibawah komando Jenderal Von Waldersee. Peking diduduki dan pemberontakan Boxer ditindas dengan kejam. Ratu Tze Syi menyerah dan menandatangani Boxer Protocol (1902). China diharuskan membayar kerugian perang kepada bangsa asing sebesar $ 738.000.000.

Akibat Pemberontakan Boxer adalah Ratu Tze Syi telah dapat dilemahkan. Kekuasaannya jatuh ke tangan bangsa asing. China tergantung dari belas kasihan bangsa asing. Mereka kemudian berniat akan membagi-bagi China diantara mereka. Ini berarti habisnya riwayat China sebagai Negara merdeka. Amerika protes terhadap pembagian China ini, karena ini berarti akan adanya monopoli oleh bangsa asing pemenang pemberotakan Boxer. Amerika menuntut supaya China tetap dijalankan “open Door Policy” bagi seluruh dunia.

Pembagian China tidak boeh terjadi. Ratu Tze Sye sadar bahwa bangsa asing tidak dapat ditolak dengna kekerasan senjata, karena China sendiri masih lemah. Jika China tidak mau dijajah, maka China harus mempunyai kedudukan yang kuat dan ini dapat dicapai dengan jalan modernisasi Negara China. Tetapi sayang, semua ini terlambat.

Kebencian rakyat terhadapManchusudah begitu mendalam. Sebelum Ratu Tze Tyi menjalankan pembaharuannya, ia wafat di tahun 1908. Yang menggantikannya seorang kaisar yang masih kecil yaitu Pu Yi (usia 2 tahun). Sementara itu, Yuan Shih Kai dipecat tahun 1908. Keadaan menjadi kacau balau, orang-orang berebut kedudukan dan korupsi merajalela. Keadaan genting, pemerintah kembali memanggil Yuan Shih Kai untuk menyelamatkan pemerintahan Manchu.

5.      Revolusi Nasional China (10-10-1911)

Sebab-sebab:

  • The New Learning, Dengan masuknya bangsa kulit putih, masuklah juga faham-faham Barat.faham-faham Barat ini merasuk ke dalam jiwa para pelajar dan timbullah angkatan baru yang berfaham modern.
  • Timbulnya nasionalisme, Rakyat China sangat kecewa terhadap pemerintahanManchuyang kolot (ratu Tze Syi mula-mula menangkapi semua orang yang ingin mengadakan pembaharuan seperti kaisar Kwang Syu, yang pada tahun 1808 hendak mengadakan pembaharuan secara modern (pembaharuan kaisar Kwang Syu 1898 yang gagal ini disebut the hundred days of reform) dan yang berakhir dengan penangkapan Kwang Syu oleh Ratu Tze Syi. Ketika Ratu Tze Syi sesudah pemberontakan Boxer mengadakan pembaharuan, maka ini sudah terlambat. Pemerintahan Manchu yang lemah adalah dalam perang Jepang-China (1894-1895), China dengan mudah dapat dikalahkan oelh Jepang.

Dalam perang Rusia – Jepang (1904-1895) yang terjadi dalam daerah China (manyuria, Korea, Shantung), China tidak berani protes. Kekecewaan ini akhirnya menjelma menjadi kebencian yang menginginkan lenyapnya pemerintahan Manchu yang merupakan pemerintahan asing bagi rakyat China. China untuk China, timbullah nasionalisme China. Kemenangan Jepang atas Ruis 1905 memperkuat semangat nasionalisme China, karena terbukti bangsa Timur dapat mengalahkan bangsa Barat, jika sama dalam kemajuannya.

Sebab khusus:

Beberapa orang Tionghoa kaya meminta izin kepada pemerintahManchuuntuk membuka jalan kereta api di Sze Cwan. Permintaan ditolak bahkan izin itu diberikan kepada kongsi gabungan bangsa asing (kepada Brithis-French-German-American Consortum). Rakyat China marah dan pada tanggal 10-10-1911 meletuslan Revolusi di Wunchang. PemerintahanManchujatuh. Republic China lahir.

6.      Utara dan Selatan

Tanggal 10-10-1911 revolusi nasional meletus di Wuchang dan dr Sun Yat Sen memproklamasikan Republik China. Republik China ini hanya meliputi China Selatan (pusatnya Kanton). China Utara (pusatnya Peking) masih dikuasai oleh pemerintahan Manchu (Kaisar Pu Yi – Yuan Shih Kai). Dengan ini China terbagi atas dua bagian Utara dan Selatan.

Utara dikuasai oleh warlord (kaisar Pu Yi masih kecil jadi pemerintahan dipegang oleh warlord yaitu Yuan Shih Kai). Warlord atau Tutsun adalah jenderal yang punya tentara sendiri, tidak mau tunduk kepada pemerintahan negara. Bertindak menurut kehendaknya sendiri sebagai raja daerah yang dikuasainya. Warlords saling bertempur berebut kekuasaaan. Warlord terkenal adalah Yuan Shih Kai di Peking. Chan Tze Lin di Mansyuria. Yu Pei Ju dan Feng Yu Hsiang di China Tengah, Setelah dinasti Manchu jatuh pada resminya presiden China ialah berkedudukan di Peking. Pada prakteknya presden hanya boneka dalam tangan warlord saja (kecuali yuan Sih Kai).

Masyarakat sangat feudal dan reaksioner. Selalu kacau karena peperangan yang dijalankan oleh warlord, Tani sangat menderita.

Bagiab Selatan dikuasai kaum nasionalis dibawah dr Sun Yat Sen. China Selatan yang pertama-tama berhubungan dengan dunia luar. Sehingga pengaruh faham Barat sangat kuat di sini. Oleh karena itu orang - orang Selatan bersifat progresif dan borjuis. Dari Selatanlah nanti datangnya pembaharuan China. Komunisme tidak kuat di Selatan, hingga Mao-Tse Tung sampai pindah (long March) dari Selatan ke Utara.

 

7.      Revolusi Oktober 10-10-1911

Revolusi Nasional meletus, Republik China lahir. Dr Sun Yat Sen menjadi presiden pertama untuk Republik China yang hanya meliputi China Selatan. Utara tetap dikuasai Manchu dan warlord yang menentang Selatan.

1912Yuan Shih Kai yang mengemban amanat dari Kaisar Pu Yi untuk menyelamatkan kerajaan Manchu dari ancaman Republik China nya Sun Yat Sen, berbalik dan berunding dengan dr. Sun Yat Sen untuk menurunkan dan melenyapkan kerajaan Manchu untuk membentuk suatu Republik China untuk seluruh China, dengan syarat Yuan Shih Kay lah yang menjadi presidennya. Dr Sun Yat Sen menerima syarat ini untuk kepentingan persatuan China. Hasilnya:

  • Yuan Shih Kay menurunkan Pu Yi dari tahta (12 Februari 1912)
  • Republik China sekarang meliputi seluruh China 
  • Dr Sun Yat Sen mengundurkan diri sebagai presiden
  • Yuan Shih Kay menjadi presiden

Dr Sun Yat Sen mengundurkan diri ke Kanton dan pada 1 Agustus 1912 mendirikan Kuo Min Tang (Partai Nasionalis) untuk melaksanakan San - Min - Chu - I dan menjaga tetap berlangsungnya Republik China yang nasionalis, demokratis, dan sosialistis. Yuan Shih Kay mengangkat jenderal-jenderalnya sebagai gubernur-gubernur di beberapa daerah di China, gubernur militer inilah yang nanti setelah Yuan Shih Kay meninggal akan saling berperang berebut kekuasaan. Menimbulkan banyak kesengsaraan rakyat China.

1913 Yuan Shih Kay memerintah sebagai diktator. San Min Chu I dikesampingkan. Dr Sun Yat Sen dengan Kuo Min Tang melakukan pemberontakan, tetapi kalah. Kuo Min Tang dilarang dan pengikut-pengikutnya dibinasakan. Dr Sun Yat Sen lari ke Sang Haai dan bersembunyi di daerah konsesi Perancis.

1914 Perang Dunia I meletus. Perhatian bangsa Barat dipusatkan ke Eropa. Jepang Tahu tentang hal itu. Bagi Jepang kesempatan baik untuk masuk dan menguasai China. Untuk itu Jepang memihak sekutu.

1915 Jepang mengajukan 21 tuntutan kepada China. Tuntutan yang menghina China ini diajukan oleh Jepang pada tanggal 4 Mei 1915. Yuan Shih Kay menerimanya. Dengan ini China menjadi setegah jajahan Jepang. 4 Mei 1915 ini dianggap oleh rakyat China sebagai hari celaka. Pada tahun 1915 ini juga Yuan Shih Kay menghianati Republik China dengan memproklamasikan dirinya sebagai Kaisar China. Rakyat gelisah. Takut akan pemberontakan, ia kemudian menarik kembali proklamasi ini.

HUBUNGAN PERKEMBANGAN PAHAM-PAHAM BESAR; DEMOKRASI, LIBERALISME, SOSIALISME, NASIONALISME, PAN-ISLAMISME DENGAN GERAKAN NASIONALISME DI ASIA-AFRIKA

  PERKEMBANGAN PAHAM DEMOKRASI, LIBERALISME, SOSIALISME, NASIONALISME, DAN PAN ISLAMISME ·          Demokrasi Istilah “ demokrasi” beras...