NUSANTARA
SEBAGAI BAGIAN JARINGAN PERDAGANGAN MARITIM GLOBAL
1.
Jaringan Perdagangan Laut Internasional
pada masa Islam
Indonesia,
merupakan kawasan kepulauan yang sangat strategis dan merupakan bagian dari
jalur perdagangan Internasional yang bahkan terhubung hingga ke kawasan Eropa,
selain itu, letaknya yang berada di antara jalur India menuju China atau
sebaliknya menjadikan Indonesia lebih strategis karena dilayari dan dilintasi.
Perdagangan yang
melintasi kepulauan Nusantara ini lantas turut menyumbang adanya transfer
kebudayaan antara daerah-daerah yang terhubung melalui jalur perdagangan laut,
salah satu unsur yang kemudian menyebar melalui jalur perdagangan laut ini
adalah agama, dan dapat dikatakan ketika masa khalifah ketiga (Utsman bin
Affan) 644-656, telah datang utusan-utusan muslim dari arab telah mencapai
Istana Cina, lalu pada abad ke-IX sudah ada ribuan pedagang muslim di Kanton
(Cina). Kontak-kontak antara Cina dan dunia Islam itu terjalin dan terpelihara
terutama lewat jalur laut melalui perairan Indonesia. Maka tidak heran, ketika
pada akhir abad ke-VII tampaknya orang-orang Islam sudah memainkan peranan
besar dalam perdagangan-perdagangan Internasional di kerajaan Sriwijaya yang
masih bercorak Budha.
Kedatangan Islam
ke kawasan Kepulauan Indonesia tidak bisa dilepaskan dari adanya jaringan
perdagangan yang kita bahas di atas, semua jalur perdagangan laut di kawasan
Asia, bahkan dari Eropa hingga ke kawasan Cina pada abad ke-13 mungkin sudah
didominasi para pedagang-pedagang Islam, yang berasal baik dari Arab, India
maupun Cina. Sebagai kawasan transit yang sangat strategis, kepulauan Indonesia
merupakan kawasan yang sangat terpengaruh perubahan-perubahan dari berbagai
jejaring kota yang terhubung dalam perdagangan Internasional, penyebaran Islam
sendiri mungkin merupakan sebuah proses panjang nan rumit yang berjalan selama
ratusan tahun, bahkan hingga hari ini di kepulauan Indonesia, yang dimulai
mungkin sejak awal bangkitnya kekuasaan Islam di Tanah Arab.
Saluran Islamisasi
di Kepulauan Indonesia berjalan tidak secara terpisah, namun secara
berkesinambungan dan berbarengan, hampir tidak ada satupun wilayah yang menjadi
bagian dari jalur perdagangan Internasional pada masa Abad 13-15 M yang
terpengaruh saluran Islamisasi hanya 1 unsur, biasanya saluran islamisasi
tersebut berlaku lebih dari satu di kawasan tersebut, sebut saja di pulau Jawa
bagian Tengah, selain dengan adanya perkawinan dari para pedagang Muslim dengan
penduduk asli Jawa, namun berkembang pula pesantren-pesantren yang menjadi
saluran islamisasi melalui pendidikan yang juga didirikan oleh para Wali Songo
yang kemudian banyak menarik para penduduk asli Jawa dengan kepiawaian mereka
di bidang mistik dalam islam (tasawuf). Dengan demikian dapat kita simpulkan
bahwa proses Islamisasi di Indonesia terjadi jalin-menjalin melalui berbagai
saluran Islamisasi.
Beberapa saluran
Islamisasi Melalui Pendidikan Melalui Perdagangan, melalui Perkawinan, melalui
Kesenian, elalui Dakwah Wali Songo, melalui Tasawuf.
2.
Pengaruh Islam di Kepulauan Nusantara yang
menjadi Bagian Jaringan Perdagangan Internasional
Pengaruh di Bidang Politik
Pada masa Kerajaan
Hindu dan Buddha, konsep dinasti sudah berlaku dan dianut oleh para bangsawan
kerajaan, selain dinasti yang berlaku turun temurun, demi memperkuat legitimasi
para Raja, seringkali para Raja dianggap sebagai titisan dewa, konsep ini
disebut dengan konsep Devaraja (Dewaraja), maka seringkali ketika para raja
tersebut mangkat, mereka dicandikan dan dibuat arca yang menyerupai salah satu
dewa dalam kepercayaan Hindu (contoh : Airlangga yang dicandikan sebagai Dewa
Wisnu).
Dalam kepercayaan
Agama Islam, Tuhan (Allah) dipercaya tidak dapat diserupakan dengan makhluk ciptaannya,
Dia tidak dipercaya akan menitis menjadi seorang manusia yang merupakan
ciptaannya, namun, Tuhan dipercaya menunjuk manusia sebagai Khalifah (pemimpin)
di muka Bumi untuk membawa keteraturan dalam kehidupan di muka Bumi, maka
konsep Dewaraja yang digunakan pada masa Kerajaan Hindu dan Buddha bergeser
menjadi konsep raja sebagai Khalifatullah (wakil Tuhan sebagai pemimpin) di
muka bumi ini.
Selain pengaruh
konsep Raja, banyak unsur-unsur yang tetap dipertahankan dari masa Kerajaan
Hindu dan Buddha, sistem feodal dan penguasaan tanah juga tetap dipertahankan,
bahkan beberapa unsur seperti magis dan klenik dari Kerajaan Hindu dan Buddha
tetap diamalkan pada masa Kerajaan-kerajaan Islam, khususnya kerajaan-kerajaan
di Jawa, sebut saja kepercayaan dalam memperlakukan benda-benda pusaka yang
sering diperlakukan layaknya makhluk hidup (dimandikan, diberi tempat khusus,
bahkan disajenkan) , meskipun dalam kepercayaan Islam, ada beberapa larangan
khususnya mengenai menghindari takhayul dan berlaku syirik, hal demikian
menggambarkan bahwa kedatangan Islam bukan menggusur kepercayaan Hindu dan
Budda melainkan terjadi Akulturasi atau percampuran kebudayaan dari Islam,
Hindu dan Buddha, serta budaya asli di Indonesia.
Pengaruh di Bidang
Ekonomi
Kepulauan
Indonesia juga pernah disebut sebagai kepulauan emas atau perak (Argyre),
semua itu merujuk bukan saja pada Kepulauan Indonesia yang menjadi salah satu
penghasil logam-logam mulia tersebut, namun juga karena perputaran ekonomi di
kawasan Kepulauan Indonesia sangat besar, dengan kedatangan Islam dan banyaknya
arus perdagangan yang dijalankan para saudagar-saudagar Islam baik dari Arab,
India maupun belakangan dari Cina, menyebabkan pertambahan perputaran ekonomi
yang lebih besar lagi.
Pengaruh
tersebut mendapat kesempatan besar ketika pada abad-abad 13-15 bahkan hingga
abad 17, kerajaan yang terbesar dan terluas wilayahnya pada saat itu adalah
suatu kekaisaran besar yang dikenal dengan nama Turki Usmani (Ottoman) yang
selain menjadi kekuatan dunia (ruling the world) kekaisaran Turki Usmani
ini juga turut aktif dalam menyebarkan pengaruh Islam di dunia. Bagi kepulauan
Indonesia, pengaruh di bidang ekonomi dari kedatangan Islam antara lain
menyebabkan munculnya kota-kota pelabuhan di sepanjang pantai timur dan barat
Sumatera dan pantai utara Jawa, kemunculan kota-kota tersebut lahir akibat
kebutuhan berbagai komoditas yang diperdagangkan di perdagangan Internasional.
Kemunculan
kota-kota pelabuhan ini pada akhirnya menyebabkan munculnya permintaan
komoditas untuk mendukung populasi di kota pelabuhan tersebut, sebut saja
Malaka, Kota pelabuhan ini tidak memiliki sumber daya alam yang cukup untuk
menunjang kehidupan populasi didalamnya, namun kota ini merupakan pelabuhan
penting yang sangat ramai dan menyebabkan populasinya bertambah akibat adanya
berbagai kegiatan transaksi dagang berbagai komoditas, untuk menunjang populasi
di Malaka, seringkali Malaka harus mengimpor beras, dan berbagai bahan pangan
lainnya dari Jawa, pantai timur sumatera untuk kemudian ditukarkan dengan berbagai
komoditas perdagangan yang ada di Malaka (bukan dihasilkan) dengan demikian
akhirnya, kebutuhan ini menyebabkan munculnya berbagai kota-kota pelabuhan di
Jawa yang diperuntukan mengekspor berbagai hasil bumi dari pedalaman ke
berbagai wilayah di kepulauan Indonesia.
Pada
tahap berikutnya, para kota-kota pelabuhan di pantai utara Jawa dan wilayah
lain, berkembang menjadi sebuah entitas politik yang berbeda dan bahkan
beberapa muncul menjadi sebuah kerajaan yang mendasarkan diri dari aktifitas
perdagangan ke luar, sekaligus menguasai daratan di pedalaman, sebut saja
Banten, Cirebon, Demak, Aceh, Ternate, dll.
Pengaruh
di Bidang Kebudayaan
Pengaruh
kebudayaan yang diberikan dari kedatangan Islam, cukup banyak, di atas sudah
disinggung bahwa terdapat banyak bentuk-bentuk akulturasi antara kebudayaan
Islam dan pra-islam (Hindu dan Buddha maupun keb.asli nusantara), bentuk bentuk
akulturasi tersebut antara lain dalam bidang arsitektur, kesenian, berbagai
bentuk sastra dll.
Rangkuman
- Kepulauan Indonesia merupakan bagian dari jaringan perdagangan laut Internasional yang terbentang antara Asia Barat hingga ke Cina
- Selain menjadi daerah transit dari perdagangan laut internasional, Kepulauan Indonesia juga menjadi daerah penghasil berbagai jenis komoditas yang berharga
- Jaringan perdagangan laut Internasional menyebabkan tumbuhnya kota-kota pelabuhan di sepanjang pantai Sumatera dan Jawa seiring dengan masuknya Islam melalui berbagai saluran Islamisasi
- Pengaruh kedatangan Islam di bidang politik antara lain merubah konsep Dewaraja menjadi konsep Khalifatullah
- Pengaruh kedatangan Islam di bidang ekonomi antara lain menyebabkan tumbuhnya kota-kota pelabuhan yang mendasarkan diri pada aktifitas perdagangan yang pada perkembangan selanjutnya tumbuh menjadi kerajaan
- Pengaruh kedatangan Islam di bidang kebudayaan, antara lain ada di bidang arsitektur, kesenian, dan sastra
·
·
·
·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar