Rabu, 12 Agustus 2020

Dukungan Kemerdekaan RI

Respon Dunia Terhadap Kemerdekaan RI

1. Pengakuan India 


Hubungan Indonesia dan India dari sisi kebudayaan memang telah terjalin lama. Namun, secara politik kontak pertama tokoh pergerakan kedua negara terjalin pada Kongres Internasional menentang Kolonialisme di Brussel 1926 dan 1927. Kala itu, Hatta berjumpa Nehru. Hubungan tersebut terus berlanjut hingga masa revolusi. India secara masif muncul sebagai sahabat terdepan Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan. Kedua negara, sama-sama berjuang menghadapi imperialisme Belanda dan Inggris. Dukungan kedua negara bisa terjalin baik karena keduanya memiliki pandangan politik serupa.

Setelah merdeka, Indonesia mengirim bantuan ke India berupa beras sebanyak 500.000 ton. Bantuan tersebut diberikan lantaran India mengalami krisis. India membalas bantuan tersebut dengan mengadakan Konferensi New Delhi pada 20-25 Januari 1949. Agus Salim kembali hadir sebagai delegasi Indonesia. Konferensi tersebut dihadiri negara-negara sahabat, seperti Burma, Iran, Australia, Arab Saudi, Selandia Baru, Tiongkok, Yaman, Sri Lanka, dan lainnya. Hasil pertemuan tersebut membuahkan risalah untuk diajukan kepada PBB, berisi 3 pokok rekomendasi, meliputi; 1) melakukan gencatan senjata, 2) Belanda membebaskan semua tawanan politik RI dan mengembalikan pemerintah RI ke Yogyakarta, dan 3) mengadakan perundingan di bawah UNCI.

Sebab-Sebab India Memberi Pengakuan Kemerdekaan RI

Ø  Persamaan Kebudyaaan (Hindu-Budha)

Ø  Persamaan nasib (sama-sama dijajah atau sama-sama ingin merdeka)

Ø  Hubungan dekat antara pemimpin negara (Nehru dan Moh. Hatta) (Feb 1927)

Proses Indonesia Mendapatkan Kedaulatan dari India

  • Semangat dari Para Pelajar Indonesia yang ada di India Dibentuknya PPII (Persatuan Putera Indonesia di India). Tujuan dibentuknya PPII adalah membela proklamasi negara dengan mendesak para pemimpin India untuk mengakui Indonesia sebagai negara yang berdiri dan berdaulat. Tugas dari PPII
  • Meyakinkan pemimpin India
  • Membentuk Balai Penerangan (Indonesia Information Service) 9 Juni 1946
  • Diplomasi Sutan Sjahrir Sutan Sjahrir mengadakan perjanjian bantuan Indonesia kepada India (18 Mei 1946). Indonesia diwakili Sutan Sjahrir dan India oleh K.L Punjabi. Pengiriman padi ini terjadi pada 20 Agustus 1946 di pelabuhan (Cirebon, Probolinggo, dan Banyuwangi). Dari tindakana ini P.M Nehru mengundang Sjahrir dan Moh. Hatta ke New Delhi untuk menghadiri Konferensi Inter Asian
  • Diplomasi Moh. Hatta Moh. Hatta bertemu dengan P.M Nehru untuk meminta bantuan senjata. Akan tetapi keinginan ini tidak bisa dikabulkan oleh Nehru karena persenjataan India di pegang oleh Inggris.

Peran India dalam Mendukung Kemerdekaan RI

Ø  Mengirim obat-obatan ke Indonesia (tindakan balasan atas bantuan Indonesia yang telah mengirim 500.000 ton padi ke India)

Ø  31 Juli 1947 India dan Australia mengajukan masalah Indonesia-Belanda ke DK PBB. Akibat dari tindakan India dan Australia, PBB mengeluarkan resolusi (1 Agustus 1947) untuk menghentikan pertikaian antara Indonesia dan Belanda melalui arbitrase

Ø  Diadakannya Konferensi Asia di New Delhi (20-25 Januari 1949). Konferensi ini dihadiri oleh negara-negara Asia, seperti: Pakistan, Afganistan, Libanon, Suriah,Saudi Arabia, Philipina, India, Myanmar,Yaman dan Irak. Delegasi Afrika berasal dari Mesir dan Ethiopia. Konferensi ini juga dihadiri utusan dari Australia, sedang Indonesia dalam ini diwakili oleh Dr. Sudarsono. Negara peninjau dari Cina, Nepal, Selandia Baru dan Thailand. Resolusi yang dihasilkan mengenai masalah Indonesia adalah sebagai berikut: • Pengembalian pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta • Pembentukan Pemerintah ad interim yang mempunyai kemerdekaan • Dalam politik luar negeri, sebelum tanggal 15 Maret 1949 Penarikan tentara Belanda dari seluruh Indonesia • Penyerahan kedaulatan kepada pemerintah Indonesia Serikat paling• lambat 1 Januari 1950.

2. Pengakuan Mesir

Haji Agus Salim, AR Baswedan, Nazir Pamoentjak, dan Rasjidi mengemban misi kunjungan balasan ke Mesir, setelah sebelumnya Konsul Jenderal Mesir di Bombay, Abdul Mun`im bertandang ke Yogyakarta pada 13-16 Maret 1947. Kunjungan Mun`im tersebut, menurut AR Baswedan pada buku Abdul Rahman Baswedan: Karya dan Pengabdiannya, mewakili Mesir dan mengemban pesan Liga Arab berisi dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia. Mun`im menyampaikan pesan tersebut kepada Presiden Soekarno pada 15 Maret 1947.



Setelah kunjungan Mun`im tersebut, keempat delegasi Indonesia lantas bertolak menuju Mesir. Kedatangan mereka bahkan mendapat atensi besar surat kabar Mesir. Sehari setelah kedatangan mereka, menurut AR Baswedan, koran terbesar di Kairo “Al Ahrom” memuat foto delegasi RI. Kehadiran keempatnya mendapat sedikit ganjalan saat jadwal seharusnya melakukan penandatanganan kesepakatan persahabatan. Ternyata, pihak Belanda melalui Duta Besar Belanda di Mesir sempat terlebih dahulu menemui PM Norakshi untuk menyampaikan keberatan mengenai sikap pemerintah Mesir terhadap Indonesia.

Duta Besar Belanda tersebut mengingatkan mengenai kerjasama ekonomi Belanda dan Mesir, juga mengancam akan menarik dukungannya terhadap Mesir bila tetap mendukung Indonesia. PM Norakshi tak gentar dengan ancaman tersebut. Ia tetap menerima keempat delegasi RI dan tetap melangsungkan penandatanganan perjanjian persahabatan sekaligus pengakuan kemerdekaan RI.

Sebab-Sebab Mesir Memberi Pengakuan Kemerdekaan RI

  • Persamaan Agama
  • Banyaknya masyarakat Indonesia yang menuntut ilmu di Mesir
  • banyak yang bekerja di Mesir dan Banyak masyarakat Indonesia yang melakukan haji di Arab

Proses Indonesia Mendapatkan Kedaulatan dari Mesir

·    Peranan Mahasiswa-Mahasiswa Indonesia yang belajar di Mesir (Univ. Al-Azhar, Kairo dan Zain Hassan), Irak (Univ. Imron Rosyidi), dan di negara Arab lainnya Peranan Mahasiswa ditunjukkan dengan menanamkan bibit kemerdekaan melalui media massa yang ada di Arab b. Delegasi Indonesia pertama RI di Mesir (7 April 1946) Utusan pertama Indnesia yang mengunjungi Mesir adalah Suwandi. Suwandi datang ke Mesir untuk menyampaikan rasa terimakasih Indonesia karena Liga Arab memberi dukungan pada kemerdekaan RI dan akan tetap memberi dukungan sampai RI benar-benar diakui kemerdekaannya

·     Pembentukan Panitia Pusat sebagai wakil Indonesia di Luar Negeri Panitia Pusat yang diketuai H. Agus Salim punya peranan penting dalam upaya diplomasi agar kemerdekaan RI bisa diakui. H. Agus Salim gencar mengenalkan Indonesia ke luar negeri, dari Kairo H. Agus Salim meneruskan misinya ke Suriah, Transyordania, Irak, dan Lebanon. Untuk mengenalkan Indonesia ke negara Arab dan Yaman dilanjutkan oleh H. Rasyidi.

·  Kunjungan yang dilakukan Sutan Syahrir dan Soekarno ke Mesir Kunjungan ini merupakan penghargaan dan ucapan terimakasih Indonesia kepada Mesir yang sudah mendorong negara-negara di Arab untuk membantu perjuangan Indonesia dalam mendapatkan kemerdekaan.

Peran Mesir dalam Mendukung Kemerdekaan RI

  • Peran dari organisasi Al-Ikhwan Al-Muslimun yang dipimpin Syaikh Hasan Al Banna
  • Aksi pemuda Mesir yang berdemo di Kedubes Belanda di Kairo
  • Mengirim delegasi Mesir (Abdul Mun’im) ke Yogyakarta
  • Mesir mendorong agar Liga Arab mengakui kemerdekaan RI (18 Nov 1946)
  • Ditandatanganinya perjanjian persahabatan antara RI (H. Agus Salim) dan Mesir (Fahmi Nokrasyi Pasha) (10 Juni 1947)
  • Menteri LN Mesir dibawah kabinet Ahmad Kasyabah Pasha mengirim nota resmi ke Belanda yang berisi permintaan dari Mesir agar Belanda bersedia menghentikan aksinya di Indonesia
  • Aksi pemboikotan oleh para buruh di pelabuhan Port Said dan Terusan Suez terhadap kapal-kapal Belanda
  • Rapat Umum oleh organisasi dan parpol di Mesir. 

3. Peran Australia

baca juga 👉 Respon PBB Terhadap Kemerdekaan RI

Sebab-sebab Australia mengakui kemerdekaan RI

Hubungan baik antara Australia dan Indonesia yang dimulai semenjak penjajahan Jepang di Indonesia Hubungan ini dimulai ketika dulu banyak para buruh kapal dan perwira kapal dari Indonesia yang dibawa Belanda ke Australia, para pekerja dari Indonesia ini kemudian berhubungan kontak dengan Seamen’s Union In Sydney (Asosiasi Pekerja), asosiasi tersebut terkejut melihat diskriminasi yang terjadi antara buruh kapal dan perwira kapal, asosiasi tersebut memberi tahu pekerja Indonesia bahwa mereka bekerja di Australia yang dihormati hak-haknya sebagai pekerja serta memiliki hak untuk protes. Yaitu persamaan tujuan yakni sama-sama ingin menyingkirkan atau mengusir Jepang.

Sekiranya 4.000 buruh kapal melakukan aksi mogok. Mereka menolak bongkar muat kapal-kapal pengakut persenjataan untuk Belanda. Dukungan kuat publik Australia, terutama Australian Waterside Workers Union, para pelaut Indonesia, China, India tersebut membuat kapal-kapal Belanda tak bisa melanjutkan pelayaran. Aksi tersebut tersohor dengan sebutan “The Black Armada”.

Aksi para buruh tersebut terus berlanjut hingga membuat elit di Australia terpengaruh terhadap perjuangan Indonesia untuk mempertahankan perjuangan. Hasil dari dukungan tersebut berbuah hasil manis. Pihak Australia lantas memfasilitasi pemulangan sekitar 1.400 tawanan perang Belanda asal Indonesia. Pihak Australia juga mendorong Dewan Keamanan PBB mengakui kemerdekaan Indonesia. Dan terpenting, perjuangan Partai Buruh Australia secara berkesinambungan melakukan aksi-aksi mendukung kemerdekaan Indonesia.

Proses Indonesia mendapatkan kedaulatan dari Austaralia

Ø Peran tawanan Belanda (Indonesia) yang dibawa ke Australia Para tawanan tersebut memberitahu maksud dan tujuan Belanda datang ke Australia (kapal Belanda yang datang ke Australia disiapkan untuk membawa senjata dan amunisi untuk menggempur Indonesia) kepada salah satu buruh yang bekerja di pelabuhan. Laporan dari salah satu buruh tersebut nantinya akan diteruskan kepada Queensland Trades and Labor Council dan Waterside Workers Federation (WWF).

Ø Peristiwa Black Armada . Peristiwa Black Armada dimulai ketika buruh pelabuhan asal Indonesia dipemukiman Woolloomooloo mendengar kabar tentang proklamasi Indonesia. - Salah seorang buruh dikapal Belanda bernama Tukliwon (20 tahun) menyampaikan kemerdekaan Indonesia pada rekan-rekannya sesama buruh dan berjanji memberi dukungan.

Ø Kunjungan Sutan Syahrir ke Australia (1945). Kunjungan ini dilakukan karena Australia mendukung RI dengan aksi pemboikotan yang dilakukan buruh di Australia. Sutan Syahrir berpidato kepada masyarakat Australia yang mengatakan Australia adalah teman. Sutan Syahrir juga mengatakan kesuksesan Australia memukul mundur Jepang di sejumlah wilayah dikawasan Pasifik dalam Perang Dunia II. Aksi pemboikotan terhadap 6 kapal Belanda dipelabuhan Brisbane (24 setember 1945). Peran organisasi Indonesia Political Exile Association yang menghimbau serikat buruh untuk melancarkan pemboikotan terhadap semua kapal Belanda.

Ø Peran CENKIM (Central Komite Indonesia Merdeka). CENKIM adalah organisasi yang didirikan di Australia oleh para tokoh politik yang pernah diasingkan Belanda ke Digul :

-    Aksi sebelum 1945: turun ke jalan besar di Melbourne dengan berteriak “Long Live the Republic of Indonesia “ aksi ini diikuti juga oleh tentara Australia.

-   Aksi setelah 1945: anggota dari CENKIM (M.Bondan) mendengar berita tentang Belanda yang melanggar perjanjian Linggarjati dan melakukan Agresi Militer I. Istri dari M. Bondan (Molly yang merupakan seseorang wanita Australia) menulis ulang berita tersebut dalam bahasa Inggris dan memberikannya pada pers Australia. Berita tersebut akhirnya tersebar di Australia dan akhirnya Australia membawa kasus Indonesia dan Belanda ke PBB.

Peran Australia dalam mendukung kemerdekaan RI

  • Inisiatif partai komunis Australia (ACP) dan pimpinan komunis dari serikat buruh              perairan Australia pada 20 September 1945 diseluruh pelabuhan Australia melarang pemuatan atas semua kapal belanda yang mau ke Indonesia.
  • Tanggal 26 September 1945 Dewan Federasi memutuskan pemogokan menyeluruh terhadap semua kapal Belanda di Australia.
  • Tanggal 28 September 1945 pekerja pelabuhan di Sydney menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor kapal Belanda dan kantor diplomatik Belanda dan memasang sepanduk berisi desakan agar Belanda meninggalkan Indonesia (Hands off Indonesia).
  • Oktober 1945 Australia memfasilitasi kembalinya lebih dari 1400 para tawanan perang Belanda asal Indonesia yang ada di Australia ke tanah air menggunakan kapal kargo dari pelabuhan Sydney
  • 31 Juli 1997 India dan Australia mengajukan masalah Indonesia dan Belanda ke PBB
  • 12 Agustus 1947 Australia behasil meyakinkan PBB bahwa Indonesia punya kedudukan sederajat dalam persangketaan Indonesia dan Belanda
  • 25 Agustus 1947 Australia menjadi wakil Indonesia dalam KTN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUBUNGAN PERKEMBANGAN PAHAM-PAHAM BESAR; DEMOKRASI, LIBERALISME, SOSIALISME, NASIONALISME, PAN-ISLAMISME DENGAN GERAKAN NASIONALISME DI ASIA-AFRIKA

  PERKEMBANGAN PAHAM DEMOKRASI, LIBERALISME, SOSIALISME, NASIONALISME, DAN PAN ISLAMISME ·          Demokrasi Istilah “ demokrasi” beras...