Rabu, 26 Agustus 2020

ARTI PENTING PROKLAMASI DAN PENGAKUAN KEMERDEKAAN INDONESIA OLEH NEGARA LAIN

 

Arti Penting dan Makna Proklamasi Kemerdekaan bagi Indonesia

Proklamasi kemerdekaan Indonesia membahana ke seluruh penjuru dunia, setelah Proklamator kemerdekaan RI Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI secara de facto pada 17 Agustus 1945. Indonesia memproklamasikan diri sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.. Masa – masa awal kemerdekaan, Indonesia dihadapkan pada satu masalah besar disamping banyak masalah lainnya. Masalah tersebut adalah belum adanya pengakuan internasional yang luas atas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia. Penyebarluasan berita proklamasi kemerdekaan itu sangat penting dilakukan guna mendapat pengakuan dari bangsa sendiri (Indonesia) dan mendapat pengakuan dunia internasional.

Peristiwa proklamasi kemerdekaan mengandung arti sangat penting dan membawa perubahan sangat besar dalam kehidupan bangsa Indonesia. Arti penting proklamasi bagi bangsa Indonesia antara lain …

merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya.

dengan proklamasi berarti bangsa Indonesia mendapat kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri sebagai bangsa yang berdaulat.

merupakan jembatan emas untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur.

sumber hukum pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

alat untuk mencapai tujuan negara dan cita-cita bangsa Indonesia.

lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Titik tolak pelaksanaan amanat penderitaan rakyat dan Puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia memiliki arti penting baik bagi dunia luar dan bagi bangsa Indonesia sendiri. Kepada dunia luar arti proklamasi adalah menunjukkan kepada dunia bahwa sejak saat itu bangsa Indonesia telah dan berdaulat serta wajib dihormati oleh negara-negara lain secara layak sebagai bangsa dan negara yang mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat dengan hak dan kewajiban yang sama dengan bangsa-bangsa lain yang sudah merdeka dalam pergaulan antar bangsa di dalam hubungan internasional. Bagi bangsa Indonesia arti proklamasi memberikan dorongan dan rangsangan bahwa sejak saat itu bangsa Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat dengan bangsa-bangsa lain yang sudah merdeka dalam pergaulan dunia. Mempunyai hak dan kewajiban untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan yang telah diperoleh dan memperjuangkan tercapainya cita-cita nasional bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia telah mengambil sikap untuk menentukan nasib sendiri beserta tanah airnya dalam segala aspek kehidupan.

Makna Proklamasi Kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia.

Proklamasi Kemerdekaan mempunyai makna bagi Indonesia. Bagi Indonesia adalah dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia bermakna bahwa telah diserukan kepada warga dunia akan adanya sebuah negara baru yang terbebas dari penjajahan negara lain, yang memiliki kedudukan yang sama dengan negara-negara lain yang telah ada sebelumnya. Proklamasi menjadi tonggak awal munculnya negara Indonesia dengan tatanan kenegaraannya yang harus dihormati oleh negara-negara lain di dunia.

Dengan Proklamasi kemerdekaan, Indonesia melepaskan diri dari belenggu penjajahan bangsa lain dan dapat hidup sederajat dengan bangsa-bangsa lain, meningkatkan taraf kehidupan dan kecerdasan bangsany, mengejar segala ketertinggalan yang dialami oleh bangsanya dengan mengembangkan segala potensi yang dimilikinya untuk mencapai tujuan nasional bangsa.

Pentingnya Pengakuan Kemerdekaan Indonesia oleh Negara Lain.

Kemerdekaan suatu negara tidak cukup hanya melalui perjuangan di level domestik saja, tetapi juga membutuhkan perjuangan di level internasional. Mendapatkan pengakuan dari Negara lain adalah salah satu perjuangan Indonesia di level Internasional untuk memulai eksistensinya. Pengakuan kedaulatan kepada suatu negara oleh negara lain menjadi salah satu syarat berdirinya sebuah Negara. Untuk dapat benar-benar terbebas dari penjajah dan merdeka menjadi sebuah negara, Indonesia harus memenuhi dua unsur pembentuk negara, yaitu unsur konstitutif dan juga unsur deklaratif. Kalau kita lihat dari segi unsur konsitutif yang meliputi wilayah, rakyat, dan pemerintah yang berdaulat, Indonesia sudah memenuhinya. Akan tetapi, Indonesia paska proklamasi masih belum memenuhi unsur deklaratif, yaitu pengakuan dari negara-negara lainnya.

Untuk berdiri sebagai negara yg berdaulat, Indonesia membutuhkan pengakuan dari bangsa-bangsa lain secara hukum atau de jure. Sebuah negara akan mendapatkan pengakuan sebagai negara berdaulat atau merdeka secara penuh, apabila negara itu mampu memenuhi 4 syarat berikut ini, yaitu :

1.       Memiliki wilayah

2.       Memiliki rakyat (artinya semua rakyat mendukung)

3.       Berdaulat dan memiliki lembaga-lembaga negara (yudikatif, legislatif, eksekutif, dan lain-lain)

4.       Mendapatkan pengakuan dari negara lain baik secara de facto (nyata) maupun de jure (hukum).

Tata hubungan internasional menghendaki status negara merdeka sebagai syarat yang harus dipenuhi. Pengakuan dan negara lain merupakan modal bagi suatu negara untuk diakui sebagai negara yang merdeka. Pengakuan negara terhadap negara lain dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengakuan secara de facto dan de Jure. Pengakuan secara de facto adalah suatu bentuk pengakuan suatu negara terhadap negara lain yang menyatakan bahwa negara tersebut sudah memenuhi syarat syarat terbentuknya Negara seperti adanya wilayah, adanya rakyat dan adanya pemerintahan yang berdaulat. Suatu negara memberi pengakuan de facto apabila mengakui kemerdekaan atau lahirnya suatu negara baru.

Negara itu memberi pengakuan de facto karena masih menyangsikan, apakah negara baru itu mampu menjalankan kedaulatan di dalam negeri dan mampu menjalin hubungan luar negeri. Pada umumnya pengakuan de facto diberikan kepada pihak yang diakui, hanya berdasarkan pada fakta atau kenyataan saja bahwa pihak yang diakui itu telah ada. Pengakuan de facto diberikan dengan penilaian bahwa negara atau pemerintah baru itu secara faktual telah memenuhi syarat sebagai negara atau pemerintah. Pengakuan de facto merupakan pengakuan faktual, sehingga sering diberikan meski negara atau pemerintah baru itu belum stabil. Pengakuan secara de jure adalah bentuk pengakuan yang dinyatakan secara resmi oleh Negara lain dengan berdasarkan pada kaidah kaidah yang diatur dalam hukum internasional terkait keberadaan suatu Negara baru. Pengakuan de jure diberikan ketika suatu negara menerima penuh lahirnya suatu negara baru. Negara itu tidak menyangsikan lagi eksistensi dan kemampuan negara baru memerintah ke dalam dan ke luar berhubungan dengan negara lain. Pengakuan de jure adalah bentuk yang tertinggi yang diberikan dengan perhitungan bahwa negara atau pemerintah baru itu secara formal telah memenuhi persyaratan yang ditentukan hukum internasional untuk ikut serta secara efektif dalam masyarakat internasional. Pengakuan de jure tidak dapat ditarik kembali, kecuali dengan hilangnya syarat negara atau pemerintah itu, sehingga dalam hal ini pengakuan itu hilang dengan sendirinya bersama hilangnya negara atau pemerintah baru. Dengan diberikannya pengakuan de jure maka pihak yang bersangkutan telah diterima eksistensinya di dalam hubungan dan pergaulan internasional.

suatu negara tanpa pengakuan bukanlah berarti negara itu tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, melainkan peranan pengakuan negara lain mengakibatkan negara yang diakui dapat menggunakan atribut negara yang bersangkutan. Pengakuan negara yang satu terhadap negara yang lain adalah untuk memungkinkan hubungan antara negara-negara itu (hubungan diplomatik, hubungan perdagangan, hubungan kebudayaan, dan lain-lain).

Pengakuan bukanlah faktor yang menentukan mengenai ada tidaknya negara, pengakuan ini hanyalah menerangkan, bahwa negara yang telah ada itu diakui oleh negara yang mengakui itu. Pengakuan bukanlah turut mendirikan negara itu, tetapi hanyalah menerangkan saja. Pengakuan itu tidaklah bersifat konstitutif, melainkan bersifat deklaratif. Jika suatu masyarakat politik telah memiliki ketiga unsur pokok tentang negara (penghuni, wilayah, pemerintah yang berdaulat), maka dengan sendirinya ia telah merupakan negara.

Pengakuan hanyalah bersifat pencatatan pada pihak negara-negara lain, bahwa negara baru itu telah mengambil tempat di samping negara-negara lain yang sudah ada. Contohnya:

Indonesia mem- proklamirkan kemerdekaannya pada tahun 1945 yang saat itu belum ada negara yang mengakui keberadaannya. Pengakuan dari Belanda baru diumumkan pada tahun 1949. Dengan demikian pengakuan dari negara lain cukup dimasukkan dalam unsur deklaratif karena pengakuan tidak mutlak dalam pembentukan sebuah negara, sebab itu pengakuan dari negara lain hanya pendukung dalam hubungan internasional dalam kedudukan negara tersebut terhadap negara-negara lain. Akibat-akibat hukum dari pengakuan negara lain atas terbentuknya negara baru, adalah negara baru dapat diterima secara penuh sebagai anggota dalam pergaulan antar bangsa, dan dapat berhubungan internasional atau bekerja sama dengan negara lain.

Pengakuan yang didapatkan Indonesia sebagai Negara berdaulat memiliki makna yang penting dalam eksistensi Indonesia di dunia. Hal ini berarti Indonesia diakui sebagai salah satu dari Negara berdaulat di dunia yang mengikuti sistem tatanan dunia internasional.

Rangkuman

1.       Bagi bangsa Indonesia proklamasi memberikan dorongan dan rangsangan bahwa sejak saat itu bangsa Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat dengan bangsa-bangsa lain yang sudah merdeka dalam pergaulan dunia. Mempunyai hak dan kewajiban untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan yang telah diperoleh dan memperjuangkan tercapainya cita-cita nasional bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia telah mengambil sikap untuk menentukan nasib sendiri beserta tanah airnya dalam segala aspek kehidupan.

2.       Kemerdekaan suatu negara tidak cukup hanya melalui perjuangan di level domestik saja, tetapi juga membutuhkan perjuangan di level internasional. Mendapatkan pengakuan dari Negara lain adalah salah satu perjuangan Indonesia di level Internasional untuk memulai eksistensinya. Pengakuan kedaulatan kepada suatu negara oleh negara lain menjadi salah satu syarat berdirinya sebuah Negara.

3.       Untuk dapat benar-benar terbebas dari penjajah dan merdeka menjadi sebuah negara, Indonesia harus memenuhi dua unsur pembentuk negara, yaitu unsur konstitutif dan juga unsur deklaratif. Kalau kita lihat dari segi unsur konsitutif yang meliputi wilayah, rakyat, dan pemerintah yang berdaulat, Indonesia sudah memenuhinya. Akan tetapi, Indonesia paska proklamasi masih belum memenuhi unsur deklaratif, yaitu pengakuan dari negara-negara lainnya.

4.       Pengakuan negara terhadap negara lain dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengakuan secara de facto dan de Jure.

5.       Pengakuan yang didapatkan Indonesia sebagai Negara berdaulat memiliki makna yang penting dalam eksistensi Indonesia di dunia

One Stop Shopping


Dapatkan Produk dari Jizzu Amanah klik di sini







PERKEMBANGAN TEKNOLOGI LUAR ANGKASA DAN PERSENJATAAN

 

  

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI LUAR ANGKASA DAN PERSENJATAAN

1.      Perkembangan Teknologi Luar Angkasa

Sejarah teknologi luar angkasa dimulai oleh Jerman pada tahun 1930-an dibawah pimpinan Wernher Von Braun, seorang insinyur dan ilmuwan roket. Wernher Von Braun dan timnya berhasil menciptakan roket V-2 atau Aggregat-4 (A4) yang digunakan sebagai senjata Jerman pada Perang Dunia II. Jerman juga membuat Amerika Bomber Project, sebuah upaya membangun pesawat yang dapat lepas landas dari Jerman kemudian menjatuhkan bom di Amerika (Sekutu). Selain itu Jerman merancang Silbervogel, roket bersayap yang dapat terbang berulang dan mampu meluncur melewati Atlantik secara lebih cepat.

 

Jerman sempat menyerang kota-kota besar Eropa yang dikuasai Sekutu, namun pada akhirnya Jerman harus mengakui kekalahannya dari pihak Sekutu. Secara terbuka maupun tersembunyi melalui Paperclip Operation, ilmuwan-ilmuwan hebat dan peralatan-peralatan canggih yang dimiliki Jerman dipindahkan ke Amerika Serikat. Tujuannya adalah agar mereka berkontribusi bagi penelitian-penelitian di Amerika Serikat dan mencegah mereka agar tidak jatuh ke tangan Uni Soviet.

 

Terbukti para tenaga ahli Jerman yang pindah ke Amerika Serikat berhasil mengembangkan Heavy Water melalui Manhattan Project, mereka kemudian menciptakan bom atom dengan kode nama Little Boy dan Fat Man yang dijatuhkan di Kota Hirosima dan Nagasaki, Jepang. Tercatat beberapa nama ilmuwan Jerman yang bekerja untuk Amerika Serikat yaitu:

 

·         Wernher Von Braun, ia bekas anggota SS Nazi Jerman yang menciptakan roket V2 bagi Jerman. Di Amerika Serikat ia menciptakan roket Saturnus V untuk membantu misi Apollo tahun 1969.

·         Hubertus Strughold, ia dikenal sebagai bapak kedokteran luar angkasa karena merancang system penyokong kehidupan di luar angkasa. Ia mengawalinya dengan meneliti efek dari temperatur yang sangat rendah pada tubuh manusia di Camp Dachau, Jerman. Di Amerika Serikat ia menduduki beberapa jabatan tinggi di Angkatan Udara dan NASA.

·         Herbert A. Wagner, ia menemukan rudal Henschel Hs 293 yang digunakan Jerman. Di Amerika Serikat ia bekerja sebagai penasihat teknik bidang pertahanan Amerika Serikat.

·         Kurt Blome, ia seorang dokter yang ahli dalam pengembangan senjata biologi, baik ketika bekerja untuk Jerman maupun Amerika Serikat

 

Teknologi luar angkasa semakin dikenal luas dunia pada masa Perang Dingin. Informasi dan propaganda yang disebarkan oleh Uni Soviet maupun Amerika Serikat membuat perbincangan mengenai luar angkasa menarik untuk diikuti. Pada tanggal 4 Oktober 1957 Uni Soviet meluncurkan satelit pertama di dunia (Sputnik I). Tidak lama kemudian pada 31 Januari 1958 Amerika Serikat meluncurkan satelit pertamanya (Exploler I). Tanggal 12 April 1961 Uni Soviet meluncurkan astronot pertama ke luar angkasa mengelilingi orbit bumi (Yuri Alekseyevich Gargarin) menggunakan kapsul Vostok I. Amerika Serikat mengikutinya dengan meluncurkan astronot (Alan B. Shepard) menggunakan kapsul Mercury I. Penerbangan ini hanya bersifat naik dan turun serta tidak mencapai orbit bumi. Uni Soviet kembali mengungguli Amerika Serikat dengan mengirim astronot (Mayor German Stephanovich) dalam penerbangan 25 jam 18 menit mengelilingi orbit bumi menggunakan Vostok II. Amerika Serikat pada akhirnya mampu melakukan tiga kali orbit dalam penerbangan 4 jam 56 menit diawaki oleh astronot (Letkol Jhon Herschel Glenn) menggunakan kapsul Friendship 7

 

Uni Soviet dan Amerika Serikat melanjutkan rivalitasnya, kali ini bulan dipilih sebagai objek persaingannya. Pada tanggal 14 September 1959 Uni Soviet mengawalinya dengan mengirimkan satelit tanpa awak (Lunik II). Satelit ini tercatat sebagai satelit pertama yang mendarat di permukaan bulan. Selang tujuh tahun kemudian, Uni Soviet berhasil melakukan pendaratan lunak melalui satelit (Lunik IX). Tanggal 17 Juli 1969 Amerika Serikat mengejutkan dunia karena meliput pendaratan manusia pertama di bulan menggunakan satelit (Apollo-11) yang di awaki oleh Neil Amstrong dan Edwin Adrin. Total sejak pertama kali mendarat di bulan sejak tahun 1969 sampai tahun 1972 Amerika Serikat sudah mengirim tujuh kali misi ke bulan.

 

Perkembangan dunia luar angkasa semakin meneguhkan Uni Soviet dan Amerika Serikat sebagai sebuah Negara yang mampu mengakses, mengeksplorasi dan mengeksploitasi luar angkasa yang pada periode itu masih jarang Negara lain untuk melakukannya. Pasca Perang Dingin berakhir, prinsip untuk mengembangkan luar angkasa secara lebih lanjut dibangun dengan beberapa cara yaitu:

·         Mengirim manusia keluar angkasa

·         Mengembangkan pesawat ruang angkasa

·         Mengembangkan askses keruang angkasa dengan proses mudah dan lebih murah

·         Menggunakan pesawat ruang angkasa untuk membangun stasiun ruang angkasa, Mars, dan planet-planet lainnya

·         Menghuni stasiun ruang angkasa dan menggunakannya sebagai dasar untuk memulai ekspedisi ke bulan

Pada akhirnya Uni Soviet dan Amerika Serikat bersama-sama dengan Negara maju lainnya bahu-membahu membangun serta mengembangkan stasiun luar angkasa Internasional. Kini, perkembangan teknologi luar angkasa tidak hanya menjadi monopoli Uni Soviet dan Amerika Serikat saja. Cina, Jepang, India dan Negara-negara Uni Eropa lainnya tercatat serta terbukti telah berhasil mengembangkan hal yang sama

 

2.      Jenis-Jenis Teknologi Persenjataan

Teknologi persenjataan selalu mengalami perkembangan dari masa ke masa. Secara fungsional pada era tradisional senjata digunakan sebagai alat untuk bertahan dan memenuhi kebutuhan. Sedangkan pada era modern penggunaan senjata identik dengan peperangan dan semangat aggressor. Teknologi senjata semakin maju dan menjadi perhatian kolektif sebuah Negara ketika dunia dilanda Perang.

 

Beberapa jenis teknologi senjata yang dikenal antara lain:

·         Senapan

Senapan adalah peralatan mekanik yang dapat menembakan peluru pada kecepatan tinggi. Pendorong yang digunakan berupa bubuk mesiu atau udara yang dipadatkan. Senapan mesin diciptakan oleh John Moses Browning dari Amerika Serikat tahun 1868. Pada Perang Dunia I, Jerman memiliki senapan mesin tipe Maxim MG 08. Senjata ini menjadi andalan Jerman untuk menyerang Sekutu karena mampu menembakan 500 peluru per-menit.

·         Tank

Tank adalah kendaraan tempur lapis baja yang bergerak menggunakan roda berbentuk rantai. Tank diciptakan oleh Sri Ernest Swinton Dunlop dari Inggris tahun 1914. Ketika Perang Dunia I berlangsung, sistem parit menjadi pertahanan utama yang digunakan. Sistem pertahanan parit pada akhirnya mampu ditembus oleh Inggris menggunakan Tank Mark V. Tank ini dirancang anti peluru dan dipersenjatai meriam di setiap unitnya

·         Big Hertha

Big Bertha adalah meriam yang dimiliki Jerman bobot ratusan ton dengan kaliber 16,5 inci. Big Hertha dapat ditarik dengan kendaraan militer atau menggunakan penggerak sendiri.

·         Paris Gun

Paris Gun adalah granat ringan dengan berat 94 kilogram. Granat yang dikembangkan Jerman ini mampu mengebom musuh dari jarak 100 kilometer

·         Pesawat Terbang

Pada mulanya pesawat terbang tidak dilengkapi senjata, melainkan hanya digunakan untuk kepentingan komunikasi dan pengintaian. Berkat penemuan Roland Garros dari Perancis, pesawat terbang kemudian dilengkapi senapan mesin pada kokpit yang dikendalikan oleh pilot. Pesawat pertama yang dilengkapi senapan mesin adalah pesawat Morane Saulnier milik Perancis.

·         Kapal Selam

Sketsa kapal selam pertama kali muncul dalam lukisan Leonardo da Vinci pada abad-15. Kemudian sketsa ini diterjemahkan dalam bentuk kapal selam yang sebenarnya oleh Cornelius Van Drebbel dari Belanda pada abad-16. Dalam perkembangannya Jerman berhasil memanfaatkan teknologi kapal selam dengan menciptakan U-boat pada Perang Dunia I. U-boat mampu berlayar dibawah air dengan kecepatan 9 knot dan 17 knot diatas permukaan. U-boat dipersenjatai dengan senapan dan tabung torpedo untuk menyerang dan menenggelamkan kapal musuh. Pada Perang Dunia II U-boat berhasil disempurnakan dan popular dengan sebutan U-class. Penemuan kapal selam menandai bahwa perang tidak hanya terjadi di darat, udara, dan atas laut saja melainkan dibawah laut.

·         Senjata Kimia

Senjata kimia adalah senjata yang memanfaatkan sifat racun senyawa kimia untuk membunuh,melukai atau melumpuhkan musuh. Senjata kimia biasa berupa gas beracun yang terdiri dari gas belerang organic, gas sarin, gas phosgene, gas klorin, dan lain-lain.

·         Senjata Biologi

Senjata biologi adalah senjata yang menggunakan bakteri, virus atau organisme lainnya sebagai alat untuk membunuh, melukai atau melumpuhkan musuh. Senjata biologi yang digunakan antara lain Smallpox (cacar), Anthrax, Ebola, Plague (Pes), Tularemia, Botulinum Toxin, dan lain-lain.

 

3.      Dampak Teknologi Luar Angkasa manusia

Dampak Positif

·         Berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

·         Meningkatkan akses informasi dan komunikasi

·         Melahirkan jenis usaha baru yang bergerak di bidang luar angkasa

·         Sebagai sarana pariwisata dengan dipopulerkannya wisata luar angkasa

·         Sebagai sarana pertahanan dan keamanan lokal, nasional, regional maupun global

Dampak Negatif

·         Menciptakan potensi konflik atau perang antara Negara

·         Penyalahgunaan teknologi luar angkasa menjadi sejenis senjata pemusnah massa yang mengancam umat manusa

·         Sering terjadi kecelakaan atau project gagal yang memakan korban jiwa

·         Polusi luar angkasa yang diakibatkan menumpuknya sampah-sampah satelit di luar angkasa

·         Penggunaan anggaran biaya yang dikeluarkan sangat besar

 

4.      Dampak Teknologi Persenjataan

Dampak Positif

·         Berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

·         Melahirkan jenis usaha baru yang bergerak di bidang persenjataan

·         Sebagai sarana pertahanan dan keamanan local, nasional, regional, dan global

·         Membantu pembangunan sarana dan prasarana fisik yang bersifat berat, seperti pembukaan lahan baru atau pertambangan

Dampak Negatif

·         Menciptakan potensi konflik atau perang antar Negara

·         penyalahgunaan persenjataan menjadi senjata pemusnah massal yang mengancam umat manusia

·         Sebagai alat perburuan dapat mengancam eksistensi mahluk hidup di suatu tempat

·         penggunaan biaya yang dikeluarkan sangat besar

 

 



One Stop Shopping


Present by JIZZU STORE












Selasa, 25 Agustus 2020

Dampak Penjajahan Bangsa Eropa Di Indonesia

Bidang Politik

        Intervensi Belanda terhadap wilayah-wilayah di nusantara semakin besar, sehingga mengakibatkan makin menyempitnya wilayah kekuasaan pribumi serta kewajiban membayar upeti atau hasil bumi dan menjadikan bangsawan pribumi sebagai alat pemerintah Belanda. Jabatan pemerintah pusat dipegang oleh bangsa Eropa sedangkan bangsa pribumi hanya dapat menempati jabatan kecil.

Bidang Hukum

             Penggunaan istilah-istilah hukum berbahasa Belanda masih dapat kita ketemukan dalam hukum Indonesia misalnya onslag untuk istilah lepas dari segala tuntutan hukum.


Mouse Pad Lucu Rp 32.300,-


Bidang Ekonomi

         Pemerintah kolonial telah menetapkan kebijakan sistem tanam paksa sewa tanah dan kerja kontrak. Dengan datangnya bangsa Eropa masyarakat Indonesia diperkenalkan pada mata uang di masa Rafflesmendorong munculnya perbankan modern di Hindia Belanda seperti De javasche Bank tahun 1828 (sekarang menjadi Bank Indonesia).

      Bangkitnya kehidupan perekonomian akibat pembangunan Jalan Raya Pos Anyer sampai Panarukan, serta jaringan kereta api sebagai sarana transportasi si A menghantarkan hasil perkebunan.

Bidang Sosial

          Pengaruh kolonialisme dalam bidang sosial dapat kita temui dalam bidang pendidikan an gaya hidup, agama  dan bahasa. Dalam sektor pendidikan berdirinya sekolah-sekolah menganut sistem pendidikan barat untuk kalangan bangsawan akibat dari politik etis. sendi kehidupan agama masyarakat Indonesia dikenalkan dengan agama katolik dan kristen protestan. 

        Hingga saat ini penggunaan kosakata Belanda atau Portugis ada yang diserap dalam bahasa Indonesia Seperti bahasa Belanda bekleding (bengkel) dan bahasa Portugis mentega (mentega)

Bidang Budaya

Dalam bidang arsitektur, terdapat gaya arsitektur indiche yakni bangunan dengan perpaduan budaya asli Indonesia dan kolonial Belanda. Masuknya kebudayaan Barat yang mengakibatkan berubahnya tatanan kehidupan masyarakat seperti cara bergaul gaya hidup cara berpakaian an menjadikan tradisi masyarakat mulai luntur yang mengakibatkan rusaknya nilai-nilai kehidupan tradisional. 


Perlawanan Rakyat Melawan Belanda Di Nusantara

1.  Perlawan Pattimura

2. Perlawanan pangeran Dipenogoro

Intervensi pemerintah kolonial terhadap Pemerintahan Surakarta dan Yogyakarta tidak jarang mempertajam konflik yang sudah ada dan atau dapat melahirkan konflik baru di lingkungan kerajaan. Pergeseran budaya keraton yang sudah lama ada di keraton bahkan melahirkan budaya Barat yang tidak sesuai dengan budaya Nusantara, seperti minum-minuman keras.

Dominasi pemerintahan kolonial juga telah menempatkan rakyat sebagai objek pemerasan, sehingga semakin menderita, seperti mengizinkan perusahaan asing menyewa tanah untuk kepentingan perkebunan. Pada umumnya tanah itu disewa dengan penduduknya sekaligus. Akibatnya, para petani  tidak dapat mengembangkan hidup dengan pertaniannya, tetapi justru menjadi tenaga kerja paksa.

Pada masa Van der Capellen beban penderitaan rakyat diwajibkan membayar berbagai macam pajak, seperti: pajak tanah, pajak halaman pekarangan, pajak jumlah pintudan pagar, pajak ternak, pajak pindah nama, pajak menyewa tanah atau menerima jabatan. Di samping berbagai pajak itu masih ada pajak yang ditarik di tempat pabean atau tol. Semua lalu lintas pengangkut barang juga dikenai pajak. Bahkan seorang ibu yang menggendong anak di jalan umum juga harus membayar pajak. Penderitaan rakyat ini semakin bertambah setelah terjadi wabah kolera di berbagai daerah.

Kehidupan sosial kemasyarakatan terdapat jurang pemisah antara rakyat dengan punggawa kerajaan dan perbedaan status sosial antara rakyat pribumi dengan kaum kolonial. Adanya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, antara rakyat dan kaum kolonial.  

Bermula dari Insiden Anjir

Tahun 1823 Jonkheer Anthonie Hendrik Smissaert sebagai residen di Yogyakarta yang sama dengan Patih Danurejo berupaya menyingkirkan Pangeran Dipenogoro (Raden Mas Ontowiryo) putera dari Sultan Hamengkubuwono III dari istana Yogyakarta. Pada suatu hari dl tahun 1875 Smissaert dan Patih Danurejo memerintahkan anak buahnya untuk memasang anjir (patok) dalam rangka membuat jalan baru yang melewati pekarangan milik Pangeran Diponegoro di Tegalrejo. Pengikut Pangeran Diponegoro mencabuti patok itu dan digantikannya dengan tombak-tombak mereka.

Pada tanggal 20 Juli 1825 sore hari, rakyat Tegalreja berduyun - duyun berkumpul di Ndalem Tegalreja, mereka membawa berbagai senjata seperti pedang, tombak, dan lembing. Belanda datang dan mengepung kediaman Pangeran Diponegoro di Tegalreja, Pertempuran sengit antara pasukan Diponegoro dengan serdadu Belanda tidak dapat dihindarkan. Tegalreja dibumi hanguskan. Dengan berbagai pertimbangan, Pangeran Diponegoro dan pasukannya menyingkir ke arah selatan ke Bumi Selarong.

Mengatur Strategi dari Goa Selarong

Dalam memimpin perang ini Pangeran Diponegoro mendapat dukungan luas dari masyarakat, para punggawa kerajaan, dan para bupati. Tercatat 15 dari dari 29 pangeran dan 41 dari 88 bupati bergabung dengan Pangeran Diponegoro. Di samping itu, Pangeran Diponegoro Juga sudah mempersiapkan termasuk penggalangan dana, tenaga, dan persenjataan Pangeran Diponegoro mendapat dukungan dari berbagai Iapisan pangeran, dan priayi sepuh, juga rakyat. Mereka rela mengumpulkan barang barang berharga seperti uang kontan dan perhiasan, aneka sarung keris bertahtakan permata, dan sabuk bersepuhkan emas.

Strategi perang yaitu merencanakan serangan ke keraton Yogyakarta dengan mengisolasi pasukan Belanda dan mencegah masuknya bantuan dari luar, mengirim kurir kepada para bupati atau ulama agar mempersiapkan peperangan melawan Belanda, menyusun daftar nama bangsawan, siapa yang sekiranyakawan dan siapa lawan, membagi kawasan Kesultanan Yogyakarta menjadi 16 mandala perang.

Sebagai pucuk pimpinan Pangeran Diponegoro didampingi oleh Pangeran Mangkubumi (paman Pangeran Diponegoro), Ali Basyah Sentot Prawirodirjo 'sebagai panglima muda, dan Kiai Mojo bersama murid-muridnya, Nyi Ageng Serang yang sudah berusia 73 tahun bersama cucunya R.M Papak bergabung bersama pasukan Pangeran Diponegoro.  Tiga minggu setelah penyerbuan Tegalrejo, pasukan Diponegoro balik menyerang Keraton Yogyakarta. Serangan ke keraton ini mendapatkan hasil. Pasukan Pangeran Diponegoro di desa Kejiwan berhasil memporak porandakan pasukan Belanda yang di pimpin Sollewijn.

Perluasan perang di berbagai daerah

Perlawanan Pangeran Diponegoro terus meningkat. Beberapa pos pertahanan Belanda dapat dikuasai. Pergerakan pasukan Pangeran Diponegoro meluas ke daerah Banyumas, Kedu, Pekalongan, Semarang dan Rembang, Madiun, Magetan, Kediri dan sekitarnya. Perang yang dikobarkan oleh Pangeran Diponegoro mampu menggerakkan kekuatan di seluruh Jawa. Oleh karena itu, Perang Diponegoro sering dikenal dengan Perang Jawa. Semua kekuatan dari rakyat, bangsawan, dan para ulama bergerak untuk melawan kekejaman Belanda.

Jenderal de Kock sebagai pemimpin perang Belanda berusaha meningkatkan kekuatannya yaitu dengan mendatangkan bantuan tentara Belanda dari Sumatera Barat. Tanggal 4 Oktober 1825 pasukan Belanda menyerang pos Goa Selarong yang sudah kosong, karena sudah dipindahkan ke Dekso di bawah pimpinan Ali Basyah Sentot Prawirodirjo. Pada tahun 1826 pasukan Ali Basyah Sentot Prawirodirjo ini berhasil mengalahkan tentara Belanda Kulon Progo dan sekitarnya. di Gunung Kidul Pangeran Singosari juga mendapatkan berbagai kemenangan, Prambanan juga berhasil diserang oleh Tumenggung Suronegoro. Perlawanan sengit di Serang (daerah perbatasan antara Karesidenan Semarang dan Surakarta), Daerah-daerah mancanegara bagian timur terus melakukan penawanan di bawah para bupatinya, misalnya di Madiun, Magetan, Kertosono, Ngawi, dan Sukowati. Sementara itu, peperangan di daerah mancanegara bagian barat meluas di Wilayah Bagelen, Magelang dan daerah - daerah Karesiden Kedu lainnya.

Benteng Stelsel pembawa petaka

Menghadapi pasukan Diponegoro yang bergerak dari pos yang satu ke pos yang Iain, Jenderal de Kock menerapkan strategi dengan sistem Benteng Stelsel. Dengan strategi Benteng Stelsel sedikit demi sedikit perlawanan Diponegoro dapat diatasi Dalam tahun 1827 perlawanan Diponegoro di beberapa tempat misalnya di Tegal, Pekalongan, Semarang, dan Magelang berhasil dipukui mundur oleh pasukan Beianda. Setiap tempat dihubungkan dengan benteng pertahanan, Selain itu, Magelang dijadikan pusat kekuatan militer. Para pemimpin yang membantu Diponogoro mulai banyak yang tertangkap, tetapi perlawanan rakyat masih terjadi dibeberapa tempat.

Penyerahan diri dan tertangkapnya para pemimpin pengikut Pangeran Diponegoro,. merupakan pukulan berat bagi perjuangan Pangeran Diponegoro. Namun pasukan di bawah komando Diponegoro terus berjuang mempertahankan tanah tumpah darahnya. Pasukan ini bergerak dari satu pos yang ke pos lain. Belum ada tanda-tanda perlawanan Diponegoro akan berakhir. Beianda kemudian mengumumkan kepada khalayak pemberian hadiah sejumlah 20.000 ringgit bagi siapa saja yang dapat menyerahkan Pangeran Diponegoro baik dalam keadaan hidup maupun mati. Tetapi nampaknya tidak ada yang tertarik dengan pengumuman itu. Tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Di sana, Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya dilepaskan. Oleh karena itu, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, kemudian dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

3. Perlawanan Kesultanan Palembang

4. Perlawanan Tuanku Imam Bonjol

perjanjian residen James Du Puy dengan tokoh adat tuanku Suruaso dan 14 penghulu MinangkabauPitaloka ngerasa oleh kaum Padri, muncullah perlawanan perlawanan Kaum Padri di berbagai daerah menyerang pos-pos serta patroli Belanda

kesatuan Kaum Padri yang terkenal berpusat di Bonjol pemimpin mereka adalah Peto Syarif yang lebih dikenal dengan nama Tuanku Imam Bonjol. fase pertama perlawanan Kaum Padri berhenti setelah ada perjanjian damai tahun 1824 yaitu perjanjian Masang, tapi ternyata hal tersebut dimanfaatkan Belanda ada menyiapkan pasukan untuk kembali menyerang sampai akhirnya Tuanku Imam Bonjol menggelorakan kembali semangat untuk melawan Belanda.

fase kedua perlawanan Tuanku Imam Bonjol tahun 1825 sampai 1830 dimulai dengan ajakan kembali perjanjian Padang.  Setelahb mengalahkan Pangeran Diponegoro Tahun 1830 Belanda mengkonsentrasikan kekuatan ke Sumatera Barat sehingga terjadilah pertempuran kembali dengan kaum Padri namun masa ini mendapat simpati dari kaum adat. 



5. Perlawanan Sisingamangaraja XII

6. Perlawanan Kerajaan - kerajaan di Bali

pada abad 19 Bali sudah berkembang menjadi kerajaan-kerajaan yang berdaulat misalnya Kerajaan Buleleng, Karangasem, Klungkung, Gianyar,  Badung, Jembrana Tabanan, Menguri dan Bangli.

perjanjian dan kontrak politik antara raja-raja Bali dengan Belanda yang menginginkan hukum Tawan Karang agar dihapuskan, namun terjadi insiden ketika penduduk Buleleng dan Karangasem melakukan perampasan atas isi dua kapal Belanda di pantai sangsit yang memicu tuntutan untuk mengganti rugi kepada raja Gusti Made Karangasem.


7. Perlawanan Kesultanan Banjar

Wilayah Kesultanan Banjarmasin pada abad ke-19 Muti Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah sekarang, yang berpusat di Martapura. Kesultanan Banjar magnet dari hasil bumi seperti Emas Intan, lada, rotan, dan Damar sehingga Belanda berambisi menguasai Banjarmasin. Suasana ekonomi Kesultanan Banjar semakin merosot setelah beberapa wilayah berhasil dikuasai oleh Belanda ditambah dengan intervensi Belanda dalam penunjukan Raja baru setelah sepeninggal Sultan Adam yang jatuh kepada tamjidillah yang ternyata didukung oleh Belanda sementara menurut surat wasiat bahwa yang berhak menjadi Sultan adalah Pangeran Hidayatullah.

Gerakan protes pengangkatan tamjidillah yang mempunyai kebiasaan buruk seperti minum minuman keras dipelopori penghulu Abdul Gani. gerakan protes juga didengungkan oleh Panembahan Muning yang memanggil Pangeran Antasari untuk bergabung dalam gerakan Aling. Penyerbuan benteng di Pengaron serta pembakaran tambang batubara dan juga pemukiman orang orang Belanda, penyerbuan perkebunan milik gubernur di Gunung Jabok, kalangan, Bangkal menjadi pemicu perang Banjar, sehingga menurunkan Tahta tamjidillah yang kemudian menjadikan Kesultanan Banjar di bawah kendali langsung Belanda. 

Rentetan perlawanan melawan Belanda yaitu 

1.     Agustus 1859 Antasari, haji buyasin, Kyai Langlang, Kyai Demang Lehman menyerang benteng Belanda Tabanio, merampas kapal di Lontotuor, Onrus

2.     Bulan September 1895 pertempuran terjadi di tinggal lokasi itu Benua 5 Martapura dan tanah laut

3.     Gerakan perlawanan Pangeran Hidayatullah yang berpusat di Barabai

Februari 1862 Pangeran Hidayatullah berhasil ditangkap peserta anggota keluarga, perlawanan terhadap Belanda terus dilanjutkan oleh Pangeran Antasari.


Senin, 24 Agustus 2020

Rakyat di Berbagai Daerah Nusantara Melawan Kolonialisme

Kami pabrik baju anak edukatif, mencari mitra penjualan, daftar GRATIS!

Bisa COD, keuntungan 25%

Gabung grup reseller 



klik disini 👈

1.        Aceh Melawan Portugis dan VOC

Latar belakang persaingan Aceh dengan Portgis diawali saat jatuhnya Selat Malaka ke tangan Portugis tahun 1511, membawa berkah bagi Aceh. Banyak para pedagang Islam yang mengalihkan kegiatan perdagangannya dari Malaka ke Aceh.

Akibat jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menjadikan kerajaan Aceh berhasil menguasai perdagangan di pantai Timur Utara dan Pantai Barat Sumatera seperti Barus, Tiku, dan Pariaman. tampilnya Aceh sebagai kekuatan ekonomi dan politik, disegani pedagang asing dari Inggris, Prancis, dan Belanda. 

Langkah Perlawanan perlawanan yang dilakukan Kerajaan Aceh yaitu :

  1. mengapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan, meriam dan prajurit
  2. bantuan persenjataan, tentara dan beberapa ahli dari Turki tahun 1567
  3. mendatangkan bantuan persenjataan dari calicut dan Jepara
  4. melancarkan serangan ke Malaka menggempur benteng Formosa setelah bantuan berdatangan

Tahun 1629 Sultan Iskandar Muda kembali menyerang Portugis di Malaka namun serangan ini belum belum berhasil mengusir Portugis dari Malaka, bentrokan-bentrokan antara Aceh dan Portugis sering terjadi tetapi Aceh tidak berhasil mengusir Portugis Begitupun sebaliknya.  akhirnya Portugis keluar dari Malaka setelah dikalahkan VOC yang bersekutu dengan Kesultanan Johor.

2.      Perlawanan Rakyat Ternate dan Tidore

Portugis berhasil memasuki kepulauan Maluku tahun 1521 dengan memusatkan aktivitas di Ternate, sedangkan orang Spanyol memusatkan kedudukan di wilayah Tidore yang menjadikan persaingan antara kedua belah pihak. Tahun 1529 terjadi peperangan antara Tidore melawan Portugis dalam perang ini Portugis dibantu oleh Ternate dan Bacan. Portugis mendapatkan kemenangan, berkat kemenangan ini Portugis semakin sombong dan berlaku kasar terhadap rakyat Maluku serta terus melakukan upaya monopoli perdagangan

Persaingan antara Portugis dan Spanyol di Maluku berakhir dalam Perjanjian Saragosa, dalam Perjanjian disepakati bahwa Portugis berkuasa di Maluku sedangkan Spanyol berkuasa di wilayah Filipina, menjadikan kedudukan Portugis di Maluku semakin kuat dan memaksakan monopoli perdagangan rempah-rempah dan mengancam kedaulatan kerajaan - Kerajaan yang ada di Maluku.

Tahun 1565 Kerajaan Ternate berbalik menyerang Portugis dibawah pimpinan Sultan Hairun menyeru seluruh rakyat Maluku dan Irian untuk melawan kezaliman Portugis. Portugis menawarkan perundingan kepada Sultan Hairun karena sudah kewalahan akhirnya tahun 1570 terjadi perundingan di Benteng Sao Paulo tetapi itu hanyalah tipu muslihat, hingga akhirnya Sultan Hairun ditangkap dan dibunuh. Perlawanan melawan Portugis dilanjutkan oleh Sultan Babullah dibantu oleh seluruh rakyat Maluku termasuk Ternate dan Tidore hingga akhirnya berhasil mengusir Portugis yang kemudian melarikan diri dan menetap di Ambon tahun 1575, sampai akhirnya Portugis berhasil diusir VOC dari Ambon. Tahun 1605 kemudian menetap di Timor Timur.

Perlawanan rakyat Maluku berlanjut menentang VOC di berbagai daerah seperti di Jailolo, Ambon , perlawanan terhadap VOC semakin gencar setelah merubah status kerajaan Tidore sebagai vasal atau daerah penguasaan VOC, Pangeran Nuku dibantu Simpenan Raja Ampat orang-orang Gamrange, Halmahera, Sultan Aharal dan Pangeran Ibrahim dari Ternate, serta mendapat dukungan dari Armada Inggris sampai akhirnya kerajaan Tidore melepaskan dominasi dari Belanda

3.      Perlawanan Kesultanan Mataram

Keberadaan VOC di Batavia yang terus memaksakan kehendak monopoli perdagangan serta  sering menghalangi kapal-kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka, Setelah VOC menolak mengakui kedaulatan kerajaan Mataram. Tahun 1628 pasukan Mataram dibawah pimpinan Tumenggung Baureksa atas perintah Sultan Agung membuat pos-pos pertahanan yang kemudian melancarkan serangan ke Batavia dibantu oleh Kyai Dipati Madurareja, Upa Santa, dan pasukan Sunda dibawah Dipati Ukur, tetapi kekuatan tentara VOC dengan senjatanya jauh lebih unggul mengakibatkan Tumenggung Baureksa gugur.

Tahun 1629 Sultan Agung meningkatkan jumlah kapal dan senjata serta membangun lumbung - lumbung beras sebagai cadangan makanan seperti di Tegal dan Cirebon yang langsung direspon oleh VOC dengan mengirimkan kapal-kapal perang menghancurkan lumbung beras dan 200 kapal Mataram, tetapi dibalas oleh pasukan Mataram dan berhasil menghancurkan Benteng Hollandia. VOC kembali meningkatkan kekuatan sampai akhirnya pasukan Sultan Agung ditarik mundur kembali ke Mataram

Akibat penyerangan ini VOC berambisi memaksakan monopoli dan memperluas pengaruh di berbagai daerah lain serta mengawasi gerak-gerik pasukan Mataramp. Akhirnya berkat kecerdasan diplomasi Sultan Agung memaksa VOC mengakui eksistensi Kerajaan Mataram, dibuktikan dengan secara periodik VOC mengirim upeti ke Mataram sedangkan VOC mendapat perizinan berdagang di pantai utara Jawa.

Tahun 1645 Sultan Agung meninggal dunia digantikan Sultan Amangkurat 1 tetapi kekuatan Mataram semakin lemah akhirnya berhasil dikendalikan VOC. Sultan Amangkurat 1 bersahabat dengan VOC dan berlaku sewenang-wenang kepada rakyat dan ulama sehingga muncullah beberapa perlawanan rakyat salah satunya perlawanan yang dipimpin oleh Trunajaya

 

4.      Perlawanan Kesultanan Banten

Pembangunan Bandar di Batavia tahun 1619 semakin memperuncing persaingan antara Banten dan VOC memperebutkan sebagai bandar internasional. Pangeran Surya naik tahta tahun 1651 yang merupakan cucu Sultan Abdul Harim yang dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa. Manuver politik Sultan Ageng Tirtayasa setelah naik tahta yaitu menjalin hubungan dengan pedagang Eropa seperti Inggris Perancis Denmark dan Portugis serta hubungan dagang dengan bangsa Persia, Benggala, Siam, Tonkin, dan Cina.

Kebijakan politik yang diambil oleh Sultan Agen Tirtayasa sangat tidak disenangi oleh VOC, oleh karena itu kapal-kapal dagang berasal dari Maluku dilarang untuk memasuki daerah Banten yang direspon oleh Sultan Ageng dengan mengirimkan beberapa pasukan ke Batavia dibarengi dengan sikap rakyat Banten yang melakukan perusakan terhadap perkebunan tanaman tebu milik VOC.

Pada tahun 1671 Sultan Ageng mengangkat putra mahkota Abdul Nazar Abdul Kahar ( Sultan Haji ) sebagai raja pembantu yang mengurusi urusan dalam negeri, sementara urusan luar negeri dipegang Sultan Ageng dan anak yang lainnya yakni Pangeran Arya Purbaya. VOC memanfaatkan kondisi ini menghasut Abdul Azhar merebut Tahta (sultan Haji ) Kesultanan Banten dengan dalih bahwa  penerus Sultan Ageng bukanlah sultan Haji melainkan Purbaya.

Sultan Ageng Tirtayasa berusaha merebut kembali Kesultanan Banten dari istana yang berpusat di Tirtayasa. Sultan Haji terdesak dan meminta bantuan tentara VOC Sampai Akhirnya pasukan Sultan Ageng terdesak hingga ke Benteng Tirtayasa tetapi Sultan Ageng mampu meloloskan diri dan melanjutkan Perlawanan secara bergerilya dari hutan. Sultan Ageng Tirtayasa wafat tahun 1692 tetapi perlawanan rakyat Banten terhadap VOC masih terus berlangsung seperti tahun 1750 seorang ulama yakni Ki Tapa berhasil menghancurkan VOC ok dan Sultan Haji.

 

5.      Perlawanan Rakyat Makasar

Makassar dengan pelabuhan Somba Opu merupakan posisi yang strategis dalam jalur perdagangan internasional yaitu berperan sebagai persinggahan kapal-kapal dari timur ke barat ataupun sebaliknya. Melihat peluang ini VOC ingin mengendalikan perdagangan serta menundukkan Kerajaan Gowa (Makassar), seperti melakukan blokade terhadap Somba Opu tetapi gagal karena perahu-perahu Makassar yang berukuran kecil dan lincah mampu mengelabui barikade.

Raja Gowa yaitu Sultan Hasanudin menentang Ambisi VOC dengan membuat benteng - benteng pertahanan di sepanjang pantai, dan mempersiapkan bala bantuan. Melawan perlawanan Sultan Hasanuddin VOC melakukan politik adu domba dengan menjalin hubungan seorang pangeran Bugis dari Bone yaitu Aru Palaka untuk menyerang Goa berkekuatan 21 kapal mengangkut 600 orang tentara bergerak dari Ambon. Kemenangan VOC atas Kerajaan Gowa memaksa Sultan Hasanudin menandatangani Perjanjian Bongaya 18 November 1667 yang isinya antara lain

-            Gowa harus mengakui hak monopoli VOC

-            Semua orang barat kecuali Belanda harus meninggalkan Gowa

-            Gowa mengganti biaya perang

Perjanjian Bongaya melahirkan diaspora perdagangan bagi orang-orang Bugis Makassar, mereka tidak menghiraukan monopoli yang dipaksakan VOC dengan prinsip bebas berdagang menyelundup ke berbagai kota dan pelabuhan  termasuk perdagangan rempah-rempah di Maluku. akhirnya VOC tidak mampu bersaing dengan pedagang pribumi dan pedagang Cina

 

6.      Perlawanan Kerajaan Demak

Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis membawa dampak perdangangan di Asia, menjadikan tidak adanya tempat para saudagar Muslim dan lainnya melakukan transaksi hasil produksi tiap daerah, serta disinyalir akan melakukan penaklukan berbagai kerajaan yang ada di nusantara.

Kerajaan Demak meresponnya dengan mempersiapkan armada perang laut dibawah Pati Unus guna menciptakan keamanan di berbagai pelabuhan di bawah kekuasaan Demak. Gelombang serangan pertama tahun1513 masih mengalami kegagalan, bahkan ketika serangan kedua Demak ke Benteng Formosa di Malaka dibawah pimpinan Raja Pati Unus setelah mendengar bahwa Portugis akan menjalin hubungan kerja sama dengan Kerajaan Padjadjaran kembali gagal dan harus dibayar dengan wafatnya Sultan Pati Unus.

Pertempuran berikutnya Demak dan Portugis terjadi di Sunda kelapa setelah sebelumnya Demak mengambil alih Sunda Kelapa dari tangan Padjadjaran tahu 1526. Sabotase beras pernah dilakukan juga oleh Katir di Jepara yang mengakibatkan Portugis di Malaka kekurangan pasokan beras.


 baca Juga:

politik etis

Rp. 120.000,- diskon jadi Rp. 65.000,-

Rp. 7990,- Diskon Rp. 3.450,-



HUBUNGAN PERKEMBANGAN PAHAM-PAHAM BESAR; DEMOKRASI, LIBERALISME, SOSIALISME, NASIONALISME, PAN-ISLAMISME DENGAN GERAKAN NASIONALISME DI ASIA-AFRIKA

  PERKEMBANGAN PAHAM DEMOKRASI, LIBERALISME, SOSIALISME, NASIONALISME, DAN PAN ISLAMISME ·          Demokrasi Istilah “ demokrasi” beras...